Masa kanak-kanak tatkala kita berdua berlarian dan berkejaran di tengah hujan deras yang datang,mengabaikan teriakan lantang orang tua kita agar segera datang
Lalu hujan tak lagi menjadi mainan,teriakan tak lagi lantang,kita berdua terpisah oleh pertemanan,karena diriku pria dan dirimu wanita
Jalan semakin menjauh,masing-masing dengan kehidupan,pertemanan menjadi perpisahan,kita bukan lagi temanÂ
Ketika terlihat dari rumahku di seberang rumahmu dulu dan kini kita menempati tempat yang sama,serasa kembali saat berkejar-kejaran saat kecil dulu,saat dirimu terjatuh dan diriku menolongmu
Hal yang sama ingin kulakukan adalah ketika pasanganmu menyakitimu,ada sesuatu yang berontak di dalam hatiku,diriku ingin bilang 'aku peduli padamu',namun ini lebih dari itu.
Diriku tak tahan dia melukaimu dan diriku hanya melihatmu,ketika melihat dari kejauhan semua penderitaanmu,semua jalanan yang berdebu,semua tanjakan yang menyulitkanmu
Namun maafkan diriku,kita tak bisa berteman,karena diriku pria dan dirimu wanita dengan pasangan ,diriku tiada bisa menolongmu ,dan hanya bisa melihatmu dari kejauhan,mencoba melewati semua penderitaanmu
Puisi imajinasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H