Wedang ronde adalah minuman penghangat tubuh yang bahan dasarnya adalah jahe emprit(Zingiber Majus Rumph) yang nama lainnya adalah jahe sunti atau jahe putih atau jahe lokal(bukan berdasarkan kawin silang),karena rasa kepedasannya dirasakan lebih tajam dan bau jahe lebih kuat.
Semangkok wedang ronde terdiri dari wedang jahe ditambah kolang kaling yang diiris tipis,roti tawar diiris dan ronde (terbuat dari tepung ketan dibentuk bulat di dalamnya diisi gula jawa yang dimatang dari hasil direbus),kacang kupas sangrai.
Jika jaman dulu rata-rata penggemar wedang ronde adalah para orang tua,kini wedang ronde memiliki pasar atau pembeli dari berbagai kalangan.
Terutama di kota Yogyakarta,khususnya dari jalan Margo utomo hingga Alun-alun lor (yang sejak dulu ada biasanya dia paket juga menjual jagung bakar) juga  di alun-alun kidul.Â
Sedangkan pedagang yang dari Margo Utomo hingga Margo mulyo ,juga sirip-sirip jalan Malioboro  seperti jalan Suryatmajan,selatan pasar Beringharjo,pedagangnya beragam ada yang tua ada yang muda.
Berjualan wedang ronde saja.Di samping yang berjualan menetap,ada yang jual berkeliling di kampung-kampung mendatangi langganannya,namun sepertinya tidak sebanyak  yang ada di sentra pariwisata seperti jalan Malioboro dan lainnya tadi.
Ada  yang keduanya,menetap cukup lama,lalu baru keliling.
Rata-rata penjual bisa menjual di antara 40-50 mangkuk,kemungkinan lebih jika musim liburan,hasil yang didapat,termasuk yang berkeliling setelah berhenti di satu tempat.Harga rata-rata wedang ronde antara 7 ribu hingga 10 ribu.
Peminat ronde ini sekarang sudah berubah dari mula atau kala dulu,kini wedang ronde lumayan hits untuk diminum sambil duduk dan bercengkerama oleh anak-anak muda juga.
Di Loco roastery juga ada pedagang wedang ronde yang datang sekitar jam sebelas malam atau jam duabelas untuk melayani pengunjung cafe tersebut dengan harga sepuluh ribu dan bertempat di cafe tersebut.
Wedang  ronde ini cocok sekali kala udara dingin atau malam hari,oleh karena itu rata-rata pedagang berjualan dari jam lima sore hingga jam sebelas malam,sangat jarang yang berjualan dari pagi hingga siang.Wedang ronde naik kelas sepertinya dan makin digemari,penjual dan pembeli sama-sama bertambah,jika dibandingkan dengan sebelum direnovasinya jalan Malioboro hingga sebelum Alun-alun lor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H