Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hedonisme dan Kesederhanaan dalam Berfikir

22 Agustus 2019   10:28 Diperbarui: 22 Agustus 2019   10:40 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebuah analogi:Hedonisme memiliki kecepatan limapuluh kilometer perjam,saat berjalan kaki,persaudaraan memiliki kecepatan duapuluh kilometer perjam 

Hedonisme jauh meninggalkan persaudaraan saat mereka tidak menyeimbangkan jarak jalan mereka,yang satu jauh di depan yang satu jauh di belakang

Ada yang berhasil menyesuaikan ritme jarak keduanya,namun ada juga yang tidak berhasil,jarak jauh terbentang memisahkan

Pada negara berkembang dimana sifat individu bercampur dengan sifat suka bersosialisasi masih bercampur di tengah-tengah dan serba nanggung

Antara suka mengurusi orang lain atau sibuk mengurusi diri sendiri karena faktor kebutuhan agar dianggap layak

Orang-orang yang tidak individu juga ada yang sibuk menghitung isi kantong orang lain dan coba mengikutinya,ada juga yang tidak semata-mata demi harta dan hedonisme atau jor-joran soal harta

Persaudaraan bisa pecah ketika yang tidak punya uang merasa yang punya uang harus membantu sebagai kewajibannya, yang punya uang kesal karena ada yang merecokinya begitu rupa seolah-olah dirinya atm berjalan

Hedonisme atau disebut juga konsumerisme itu bukan tentang pamer,tetapi juga kebutuhan bagi beberapa orang agar  hidupnya lebih nyaman,ada yang berfikir agar tidak tertinggal dengan tetangga atau teman atau rekan,itu adalah sebuah eksistensi yang mendobrak kesederhanaan, yang sering disalahkaprahkan bahwa' sederhana itu makan dan hidup seadanya',tetapi sederhana bukan seperti itu,sederhana bukan lagi sederhana ketika sebenarnya banyak maunya,namun terbatas keadaannya dan juga seperti tidak iklas dengan apa yang dicapainya.

Hedonisme dan persaudaraan barangkali bisa menyatu dan menyeimbangkan ritme jalan mereka dengan berfikir sangat sederhana'cari rejeki sekeras yang kamu mau dan tidak perlu melongok isi rumah tetangga,jalan terus dan  lakoni perjalanan ini,raih mimpi dan abaikan rasa irimu pada orang lain dan abaikan juga rasa iri orang lain yang malah bisa memenuhi pikiranmu'kata anonim

Hedonisme dan persaudaraan bisa seimbang jika ritme jalan mereka disesuaikan dan tergantung masing-masing orang,urusan orang lain bukan urusan yang lainnya,orang punya uang bisa berbagi,tetapi jika terus menerus direcoki saudaranya tentunya malas untuk berbagi lagi karena seolah dipaksa,ada beberapa orang yang begitu,menyadari sulitnya mencari rejeki

Orang kadang ada yang tidak menyadari soal rejeki manusia itu berbeda-beda ,jika berfikirnya begitu ,berarti dia bukan berfikir sederhana namun 'hedonisme ' dalam pikiran

'Hedonisme berfikir adalah terus menerus merasa kurang bukan karena kebutuhannya sendiri,namun karena harus mensejajarkan diri dengan orang-orang yang terlihat melebihi,itu bisa bersifat sehat dan tidak sehat ,jika tidak sehat itu akan terus menerus menggerogoti dan kurangnya bersyukur atas pencapaian diri'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun