Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak-Jejak Damba yang Telah Tiada

21 Agustus 2019   15:59 Diperbarui: 21 Agustus 2019   16:08 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kala biasa kuukir tatapan lewat jendela di ujung sana,yang lalu pelan terhapus oleh kabut dan awan yang menghapus semua bayang tentang sebuah wajah

Terlalu banyak goretan dan aturan yang menekan, lalu sayapku terpatah tak bisa terbang, bagai burung kehilangan kepak-kepak sayapnya, bukan menjadi dirinya

Terlalu sedih mengapa kabut dan awan begitu tebal,menghapus jejak damba yang kian lama kian kerontang,bagai tanah dengan rekahannya kekurangan titik air hujan saat membutuhkannya

Rasa damba yang telah tiada, terkubur dalam  jejak-jejak kesuraman dan ketidakbahagiaan,kala tautan saling pengertian telah dilepaskan,  satu dominasi menghantui sebuah hubungan dengan keposesifan,  jejak-jejak damba yang telah tiada kian terasa, saat dua hati tak bisa bersua ke depannya

#puisianakmuda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun