Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Music

Para Pemusik yang Mendapatkan Rezeki Berkat Berkembangnya Pariwisata di Yogya

12 Agustus 2019   13:29 Diperbarui: 12 Agustus 2019   14:36 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa saat yang lalu para pemusik jalanan, baru ada satu  atau dua yang bermain di lampu merah baik perempatan atau pertigaan kota  mereka di trotoar jalan, musik yang dominan dengan kulintang dan juga dilengkapi drum 

Begitu juga ketika semakin pesat perkembangan  Malioboro sejak dibenahi trotoarnya, beberapa pemusik atau istilahnya pemusik jalanan, meramaikan hampir beberapa spot trotoar jalan Malioboro yang merupakan jantung kota Yogyakarta tersebut.

Entah mereka menetap di depan warung lesehan untuk menghibur pembeli yang sedang makan, atau ada di trotoar yang sudah bebas dari parkir kendaraan bermotor, yang dipindahkan di taman Abu Bakar Ali

Dari utara, pemusik semacam band atau grup keroncong atau campur koes plusan ada di Loco selatan Stasiun Tugu (khusus entertainer), ada juga di lesehan utara pintu gerbang hotel Inna Malioboro, lalu ada yang di depan lesehan Terang Bulan, yang menempati pas di depan Toko Batik Terang Bulan setelah toko tersebut tutup jam sepuluh malam,lalu ke area yang berbeda ada di Bakmi Pak Pele di pojok Tenggara Alun-alun Utara.

Sementara untuk pemusik yang menggunakan instrumen yang dominan kulintang, seperti yang ada di perempatan SGM, pertigaan Permata yang sebelah selatan, perempatan KFC Simanjuntak, mereka rata-rata ada pas siang hari.

Untuk yang di jalan Malioboro, mereka memainkan musik  instrumen kulintang di malam hari, ada sekitar dua kelompok musik yakni di dekat mall Malioboro, seberang Toko Ramai.

Sebelum trotoar dibenahi, pemusik atau pemusik tetap di Malioboro ini, sepertinya belum ada. Masing-masing kelompok sangat diminati oleh pengunjung dan memberi uang untuk kotak yang diedarkan. Untuk yang di Loco beda, mereka dipanggil untuk menghibur pengunjung.

Bagaimanapun pariwisata menggeliatkan kehidupan mereka dengan cara menghibur pengunjung  yakni menyajikan musik dominan kulintang yang energik, serta kelompok lain sejenis koes plusan  tadi, meramaikan suasana yang sudah ramai, pengunjung luar kota jarang mendapati hal semacam itu di kota lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun