Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hiduplah Secara YOLO, Pasti Kamu Akan Berutang

4 Agustus 2019   14:48 Diperbarui: 4 Agustus 2019   18:13 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Apa itu YOLO? You life at once,hidup ini hanya sekali,jadi bersenang-senanglah terus,gaya hidup para milenial atau generasi sesudah generasi X atau sesudah generasi Baby Boomer.

Ketika hidup begitu mudah saat ditopang oleh orang tua dan kebiasaan dengan gaya hidup berkumpul dengan teman-temannya untuk segala hal ,hang out atau nongkrong di tempat-tempat instagrammable lalu..blas.. gajinya tinggal beberapa lembar,padahal masih tiga minggu mendatang  menunggu transferan dari kantornya,hasil bangun pagi jam 6 dan bekerja selama delapan jam selama tigapuluh hari lalu menguap hanya dalam waktu seminggu,entah untuk nonton film,minum kopi  ,bersenang-senang seperti saat kuliah dulu,ketika meminta pada orang tuanya begitu mudah dan tentunya beda dengan ngebon kas di kantor.

Yolo sih boleh-boleh saja dengan aturan main prosentase uang untuk bersenang-senang maksimal 20 persen dari gaji.Artinya,jika gaji 5 juta,maka maksimal sebulan hanya boleh menghabiskan satu juta rupiah untuk bersenang-senang ,karena gaya hidup yang belum berubah.

Artinya satu juta dibagi empat(perminggu) maksimal menghabiskan uang 250 ribu untuk  hangout.Hari-hari  akhir pekan.Hari pas libur.

Masih untung kalau masih tinggal dengan orang tua ,tempat tinggal tidak membayar,makan sehari-hari kemungkinan masih ikut orang tua,itu jika orang tua mampu.Jika orang tua tidak mampu maka sedikitnya ada uang untuk orang tua dan jika tidak tinggal serumah ,ada biaya untuk sewa tempat.Pusing khan?Kalau seminggu uang sudah mau habis?Akhirnya mengikuti saran dari SMS  tentang pinjaman yang berhamburan dan terjebak dalam lubang penderitaan karena tingginya bunga pinjaman,diteror hingga ketakutan,berefek pada psikologis,pekerjaan tidak maksimal,di PHK.Habislah sudah.

Beberapa teori mengatakan,berutang untuk yang sifatnya konsumtif itu tidak ada habisnya.Kalau bisa tidak usah berhutang kecuali untuk yang benar-benar sangat urgen atau darurat dan juga demi masa depan.

Jika berhutang untuk rumah itu masih dianggap sah-sah saja karena nilai tanah cenderung naik dan butuh tempat tinggal.

Berhutang kendaraan yang dibutuhkan , bukan untuk gengsi dan juga sesuai kemampuan ,karena kebutuhan untuk mobilitas saat bekerja.

Berhutang untuk bisnis,hitung ulang nilai bunga dengan pendapatan laba,itu saja jika pasti bisnis berjalan lancar.Jika tidak?Apa akan menunggak cicilan.Jika bisnis sudah berjalan sekian lama dan untuk mengembangkannya,kemungkinnya masih masuk akal untuk diterima,tetapi jika baru memulai,lebih baik jangan memakai uang hasil hutangan,jangan berhutang untuk bisnis awal.

Cerdas berhutang artinya :

1.Tentukan untuk apa.Jika untuk mengambil KPR ,tentukan juga kemampuan membayar cicilan yakni biasanya itungannya 30 persen dari gaji yang  diterima,itu yang ditetapkan oleh bank

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun