Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Benarkah Suasana Hati dan Tekanan Hidup Mempengaruhi Reaksi atas Sikap Orang pada Kita?

27 Juli 2019   22:58 Diperbarui: 27 Juli 2019   23:48 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pernah tidak merasa seperti ini?

Suasana hati kita begitu riang dan segala hal lalu terasa begitu ringan,pelayanan dari seorang pramusaji menyenangkan,sikap kasir menyenangkan,sikap sopir menyenangkan,bahkan ketika ada komentar yang tidak bagus di FB paling hanya mikir,ah ini kenapa orang?Salah obat kali ha..ha. Lalu melupakan. 

Atau sebaliknya kita sedang kesal dan banyak sekali tekanan,antrean dan lambatnya pelayanan kasir sudah membuat kita ingin bertanya dengan kesal'tidak bisa lebih cepat kerjanya mbak? Atau saat kita kesal dan naik taksi di suatu kota,mobil yang tidak standar dan sopir taksi saja sudah membuat kesal.Traffic light lambat membuat kesal,komentar biasa saja kita sudah defensif atau melihat tingkah orang kita sudah amat kesal dan hari itu adalah sepanjang hari rasa kesal.

 Seperti halnya mungkin kita tidak menyukai seseorang sedemikian dalamnya,segala kelakuannya selalu membuat rasa tidak suka itu muncul atau jika sebaliknya,menyukai seseorang ,apa saja yang dia lakukan itu,kita suka dan rasanya orang tadi tidak pernah membuat kesalahan hingga kita memiliki perasaaan tidak suka padanya.

Seorang kenalan mengeluhkan sikap anaknya yang katanya baperan dan overthink istilahnya'segala hal yang masuk dicerna di otak dan dipikirkan terus menerus dan mengambil kesimpulan atas apa saja omongan dan sikap orang kepadanya'.Apa saja,jadinya susah  dan harus berhati-hati bersikap dan berbicara dengan dia tanpa merasa salah paham,padahal orang lain juga malas kalau bicara dengan orang yang terus menerus menafsirkan segala omongan orang lain sebagai bentuk rasa tidak suka kepadanya.

Seperti contoh kalimat seperti ini:'wah kulkasnya baru,beli.sendiri atau dapat hadiah?'

Orang tadi sudah menafsirkan,'mentang-mentang aku orang tidak punya,dia kenapa bertanya beli sendiri atau dapat hadiah,seolah-olah aku tidak mampu membeli.'

Dan wujud kalimat lain seperti sebuah sifat yang langsung memberi label'tidak suka padanya '.

Begitu juga jika kebetulan tidak diikut sertakan acara teman-temannya dia sudah berfikir' mentang-mentang aku orang tidak punya jadi tidak masuk hitungan'.

Setelah ditilik ulang,ada begitu banyak tekanan dalam hidupnya dan merasa berkorban sendirian meski ada pasangannya ,dan tekanan-tekanan itu menumpuk menghasilkan ledakan-ledakan atau timbunan-timbunan yang terus menerus bertambah dan berbahaya jika tidak bisa mengatasinya.

Itulah sebabnya ada yang bilang'kita ini lebih susah jika ngomong dengan orang yang sedang susah dan tertekan,karena segala hal bisa menjadi salah paham'

Benarkah?

Sesekali potretlah diri sendiri saat sedang susah,senang,marah.Lihatlah apa perbedaan dari foto itu.Pancaran mata jelas beda,ada pancaran mata yang terlihat bersinar atau terlihat seperti kalah atau marah,raut wajah dan aura berbeda.Itu barangkali sebabnya kita juga tidak suka melihat orang yang cemberut dengan kening berkerut,karena mempengaruhi perasaan yang melihatnya.

Suasana hati dalam hal yang lebih ekstrim lagi beserta tekanan hidup yang begitu keras  bisa hanya soal sepele saja seperti rebutan satu penumpang,orang di sebuah terminal bisa membuat seseorang menyerang yang lainnnya.

Jadi benarkah suasana hati  dan tekanan itu yang mempengaruhi reaksi kita atas sikap orang?

Ada orang  dengan suasana hati begitu buruk dan tekanan hidupnya begitu berat namun mampu untuk berfikir bahwa menerjemahkan sikap orang kepadanya dengan segala hal yang dia pikirkan,lalu biasanya dia bertanya pada orang yang dipercayainya ,'kenapa dia bersikap begini?' Lalu mendapat pencerahan dari pemikiran orang lain dan menyikapinya dengan hal yang positif lalu melupakannya.

Di lainnya,ada yang suasana hatinya begitu buruk dan tekanan hidupnya begitu berat,bereaksi dengan terus menerus memikirkan sikap orang ,lalu mulai menjauh agar tidak tersinggung dan menyendiri dan berakhir dengan depresi karena merasa tidak berguna dan putus asa menghadapi hidupnya,bahkan jika dia sudah menyerahkan segalanya,tetapi pikirannya yang terus-menerus bicara itu yang menang.

Barangkali hal-hal di bawah ini bisa berguna:

-Beberapa orang mengatakan bahwa menulis apa yang dirasakan di sebuah buku harian itu lumayan mencerahkan dan melepas uneg-uneg yang ada,entah itu kemarahan,kesedihan dan rasa putus asa ,rasa benci.

Seseorang tidak mungkin terus menerus mengeluh tentang apa yang dirasakannya pada temannya karena masing-masing juga punya masalah sendiri.

-Ambillah waktu sesekali,'me time' untuk yang sudah berkeluarga,untuk melepaskan kepenatan dan penuhnya pikiran,hal-hal sederhana seperti berkebun ,menulis,merajut bagi wanita,atau melakukan hal-hal tanpa direcoki olah yang lain.

Matikan hp dan buang juga wa atau FB yang tidak penting,karena ketika kesal,semua upload an bisa jadi pemicu kekesalan.'Pamer melulu,tau ga gue sedang susah?'Mungkin itu kata yang ingin diungkapkan orang yang sedang sangat kesal.

-Sebuah kalimat yang seharusnya tidak pernah  lupakan adalah'Kuserahkan semuanya padaMu' dan itu entah kenapa rasanya sesuatu berjalan dengan mudahnya yang tentunya disertai usaha.

-Jangan berkelompok atau berkomunikasi lagi dengan bekas teman-teman yang hedonis apabila saat ini sedang dalam kondisi terpuruk,untuk sementara 'pause' hubungan itu karena akan menambah tekanan

-Menerima segala sesuatu,kata-kata yang sangat mudah namun amat sangat sulit dipraktekkan.Terima dan jangan marah pada keadaan.Senang dan susah itu bergulir seperti roda.Sangat mudah mengatakannya bukan?tetapi tidak semua orang bisa melakukannya dengan rela.

-Kurangi tontonan yang menguras airmata dan tonton hiburan yang menghibur,lawakan , begitu juga bacaan.

Mungkin hal-hal diatas bukan bersifat merasa bisa tetapi barangkali bermanfaat.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun