Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Suatu Cerita tentang Pengobatan dan Obat

22 Juli 2019   22:37 Diperbarui: 22 Juli 2019   22:45 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Suatu kali ketika ibu saya masih ada, saya mendapati banyak sekali tempat untuk obat dalam bentuk wadah plastik. Saya bertanya kepada beliau kenapa obatnya banyak sekali pada beliau.

 Saya tahu persis,obat-obat yang lainnya  itu adalah yang membeli dari luar yang dijual door to door atau dari pintu ke pintu,atau kebetulan ada kenalan,atau pas arisan. Obat-obatan itu semacam suplemen yang saya rasa menjanjikan begitu banyak hal dan penjualnya sangat pandai merayu pembeli dengan contoh-contoh misalnya  si A sakit ini terus sembuh dan mungkin karena percaya pembelinya, ibu saya membeli dengan harga yang lumayan mahal,satu wadah isi 20 di atas 200 ribu.

Lalu saya hanya bilang pada ibu saya supaya tidak usah membeli lagi meski hanya bersifat seperti suplemen,  tetapi malah campur dengan obat-obatan dari dokternya. Tetapi beliau bilang memang badannya terasa lebih enak dan saya bilang lagi,terlalu banyak minum obat tidak baik untuk ginjal maupun liver,akhirnya setelah dengan tidak enak hati menghentikan langganan obat dari seorang kenalan yang memang sangat gencar menjual produknya demi mencapai targetnya.

Lalu yang kedua adalah adanya penjual obat-obatan door to door tadi yang memberikan harapan yang saya rasa bahkan bersifat keterlaluan.Ada seorang kenalan yang sudah lama sangat mendambakan buah hati dan  diiming-imingi obat untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan dengan sangat pandainya menjual obat tersebut.Tetapi sampai habis  uang banyak sekali untuk membeli obat itu hasilnya nihil,bukankah kasihan sekali orang yang terus diberi harapan?

Bukan bermaksut mengatakan bahwa obat-obatan yang dijual seperti multi level marketing saat dulu itu tidak manjur,saya tidak tahu persis,hanya saja saya merasa sayang banget kalau harus membeli tanpa benar-benar tahu persis apakah bermanfaat atau tidak.

Di surat kabar di bagian iklan kadang banyak dan sering sekali ada testimoni-testimoni yang dibuat untuk berbagai obat -obatan.

Menurut saya ada beberapa sebab kenapa orang membeli obat umum yang mahal harganya tadi adalah karena biasanya takut pergi ke dokter,takut diperiksa hasil labnya,takut  mengetahui hasil labnya dan punya pendapat diobati sendiri bisa padahal belum tahu penyakit sebenarnya apa.

Untuk obat-obatan herbal saya sepertinya tidak atau jarang sekali memakai setelah saya melihat sebuah berita kisah nyata seorang wanita muda  yang wajahnya seperti nenek berusia  90 tahunan akibat terus-menerus minum obat herbal  tanpa takaran yang tepat.

Ada beberapa kenalan yang memang selalu minum obat herbal segala macam dan menghindari datang ke dokter dia merasa cocok.

Hal yang sebenarnya harus dilakukan agar tidak salah bertindak dalam berobat adalah datang ke dokter ahlinya dan mematuhi semua resep dan jikapun kemudian membeli obat yang ada di luar resep,ditanyakan pada dokter apakah diperbolehkan atau tidak,atau mungkin komposisi di dalam obat lain tadi bisa malahan merubah fungsi dari obat yang diberikan untuk penyembuhan.

Sebenarnya saya pernah membaca bahwa semakin sering kita membaca tentang suatu penyakit,disitu disebutkan bahwa kita lalu berfikir memiliki penyakit tersebut dan menduga-duga berdasarkan gejala-gejala yang disebutkan  disana.

Jadi jika ada gejala yang tidak beres pada tubuh,periksakan pada ahli atau dokter spesialis supaya tidak hanya menduga-duga lalu mengobati sendiri, kecuali seperti sakit kepala ringan, itupun ada aturan misalnya selama tiga hari belum sembuh harus ke dokter dan obat yang diminum tidak boleh lebih dari tiga hari ,tanpa resep tadi karena akan menyebabkan fungsi lever atau ginjal terganggu.

Saya rasa itu sekedar pengalaman,jangan minum sembarang obat berdasarkan iklan dan jangan terlalu mempercayai artikel tentang kesehatan jika belum disebutkan adanya penelitian dan hasil yang valid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun