Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Milenial antara Kebutuhan dan Masa Depan

7 Juli 2019   17:11 Diperbarui: 7 Juli 2019   17:31 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi Milenial adalah sering disebut juga dengan generasi Y  yang lahir antara 1980-1995 kadang diasumsikan juga lahir tahun 2000 an,umur antara 15-30 -35 tahun.

Generasi milenial  ini adalah generasi yang memiliki kehidupan dimana tehnologi informasi sudah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan termasuk gadget sebagai sesuatu yang tak pernah lepas.

Ketika generasi X  yakni generasi sebelumnya sudah menuju kepada tolok ukur standar kemapanan versi masing-masing seperti berkeluarga ,melajang dan mengejar karier dan punya rumah,generasi Y ada pada posisi proses aktualisasi diri dan mendapatkan stempel sebagai generasi  yang sangat menikmati kehidupan.

 Banyaknya kedai kopi,restauran dan sarana pariwisata pasarnya adalah generasi milenial ini ,termasuk juga yang namanya Co -working space yang biasanya merangkap dengan kafe atau kedai kopi menjamur dimana-mana termasuk di mal.

Generasi ini menggunakan tehnologi informasi untuk mencari pekerjaan,menambah ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi.

Orientasi sebagian besar generasi ini adalah lebih banyak berkarier dulu dan memundurkan usia untuk menikah  dan berbelanja pengalaman yakni traveling atau liburan.

Tuntutan strata pendidikan pada generasi inipun dianggap lebih tinggi dengan kecenderungan bukan hanya tamatan sarjana tetapi dilanjut dengan S2 baik lewat jalur fast track atau jalur reguler.Yang terkait pada orientasi gaji mereka agar lebih tinggi dan tuntutan lingkungan pekerjaan.

Pada milenial kreatif mereka lebih suka menjadi seorang enterpreneur atau bekerja di sebuah perusahaan asing daripada menjadi seorang pegawai negeri,bahkan disinyalir lulusan universitas terbaik negeri ini enggan menjadi pegawai negeri,hal yang berkebalikan dengan orientasi generasi X yang menuju pada tujuan menjadi pegawai negeri.

Para milenial kreatif ini juga berburu beasiswa baik pada saat sekolah,kuliah maupun melanjutkan S2 keluar negeri.

Pada milenial kraetif yang bekerja begitu lulus S1 ,mereka akan mencari uang tambahan ,baik kerja sampingan lewat online maupun yang bisa dilakukan di antara sela waktu luang,berwirausaha sesuai dengan trend anak muda dan kecenderungan traveling kemana-mana sebagai pencapaian diri dan bukan barang-barang branded seperti generasi sebelumnya.

Para milenial kreatif  biasanya hanya akan menggunakan media sosial seperti instagram ( mereka meninggalkan FB ,yang kini dihuni oleh orang-orang yang lebih berumur) hanya untuk kepentingan bisnis dan benar-benar perlu,begitu juga pertemanan lewat wa grup biasanya hanya mengenai pekerjaan atau urusan bisnis.Selain itu ditinggalkan.

Berhubung bekerja full time dan mencari pekerjaan sambilan,mereka akan bisa mendapatkan uang yang dibagi antara kebutuhan materi dan kebutuhan bersifat pengalaman seperti bertraveling tadi.

Kebutuhan materi mencakup kebutuhan hidup sehari-hari selama sebulan dan sebagian di investasikan pada properti semacam apartemen atau rumah yang terjangkau oleh mereka dengan sistim pembayaran cicilan ,bisa juga menabung dengan membeli emas batangan(bukan perhiasan) dan juga lebih tertarik pada saham seperti reksadana dengan  acuan jangkanya.

Kebutuhan bersifat pengalaman,mereka akan menganggarkan baik bersifat setahun sekali atau dua tahun sekali travelingnya.

Kembali ke masalah strata pendidikan.Jadi tidak akan heran kalau generasi milenial ini akan mendapatkan gelar S2  di usia yang sangat muda,sementara generasi sebelumnya mendapatkan gelar itu setelah beberapa lama dan relatif berjarak usianya.(misal generasi Y mendapat gelar S2 usia 25 tahun,sementara generasi X pada umur 35 atau lebih,karena tuntutan jaman dan gelar S1 sudah begitu banyaknya).

Generasi milenial yang kreatiflah yang akan menembus stigma bahwa mereka hanya generasi yang bisanya menghabiskan uang,mereka bahkan beberapa punya otak bisnis dan karier yang luar biasa termasuk menjamurnya uang digital yang beredar.

Menjadi generasi kreatif seperti di atas pasti bisa menyamai generasi  sebelumnya yakni generasi X yang punya rumah dan mapan ,dengan pengaturan uang dan investasi sesuai yang mereka minati.

Mereka memang harus bekerja lebih keras karena keinginan juga lebih banyak,di saat semua akses kemudahan dan kebutuhan akan pengalaman menjadi eksistensi diri bagi mereka.Kebanyakan generasi milenial kreatif ini berpendapat,sebelum mereka menikah mereka layak pergi dan bertraveling kemana saja, dengan begitu kerja yang berorientasi lebih kuat pada uang dan beberapa pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan akan mewujudkan harmonisasi antara eksistensi diri saat muda dengan memiliki investasi semacam properti  bahkan juga menembus pada keinginan besar mereka untuk pensiun dini dan ingin agar kelak uang bekerja pada mereka.

Sekian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun