Karaktermu menakutiku sedemikian rupa, sehingga kuingin menjauh dan menjauh dari pesona senyum dan kedewasaan dan kharisma kuatmu sebagai seorang pria
 Diri ini pernah terperosok dalam pesona kekaguman yang layak dirimu tampilkan dalam segala kearifan  dan segala hal tentang kata bijaksana dari tutur katamu
Lalu diri ini makin terjatuh dalam pesona ,namun  diri ini merasa ada sebuah sisi gelap dan kelam yang dirimu miliki dan sembunyikan dan entah bagaimana diri ini berusaha mencari sebuah kebenaran
Sebuah sisi tersembunyi tentang panasnya api kebencian yang tak kumengerti sebagai sesama manusia yang hidup di bumi.Semua ini seolah-olah harus serupa dengan semua keinginanmu
Diri ini menjauh oleh rasa takut serta rasa kasihan pada dirimu ,kenapa menempuh jalan itu,jalan dimana kebencian pada sesama dirimu kobarkan,jalan seolah terbenar di dunia,jalan ingin merombak dan menuntaskan akar -akar cinta serta  kasih  sayang pada sesama
Hanya satu yang bisa diriku katakan sebagai kata perpisahan,dirimu 'mengerikan 'dan satu kalimat lagi,'kumenyesal telah mengenalmu' ,dan cinta itu padam begitu saja mirip debu yang tertiup angin kencang yang memerihkan mata telanjang dan senyum palsu yang dirimu tampilkan adalah sebuah kepalsuan dibalik semua kegelapan bagai terowongan bawah jembatan.
#puisiuntukanakmuda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H