Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lebih Baik Mana, Menolong atau Ditolong?

2 Juli 2019   11:08 Diperbarui: 2 Juli 2019   11:16 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya sebuah ilustrasi.

Seorang kenalan mengeluh panjang lebar tentang usaha dagangannya di bidang garmen.Berdasarkan kepercayaan baginya tidak masalah jika ada kenalan baiknya yang benar-benar dia kenal,mengambil dagangan yang dia tambahi hanya sedikit keuntungan dengan prinsip'untung sedikit tetapi banyak jumlah terjual' daripada 'untung banyak tetapi sedikit terjual ' dan konsumen kapok karena kemahalan.

Karena murah dan berkualitas,banyak reseller yang mengambil termasuk para teman kuliah anaknya yang lalu menjualnya secara online.Tetapi kebanyakan adalah ada uang ada barang.Hanya dua orang yang sistim kurang bayar.Yang satu lancar dan yang satu merepotkan.

Dimulai dari kisahnya.Suatu ketika ada anak tetangga yang merupakan sahabat dari kenalan tadi,sahabat yang baik dan bisa dipercaya,akhirnya anak tetangga yang sekaligus anak sahabat tadi mengambil dagangan dengan uang separo.Mula-mula lancar dan cukup laris ,pembayaran lancar sampai akhirnya  agak tersendat ,dengan sistim satu bulan setor akhirnya mundur ke bulan kedua.Kenalan tadi menanyakan pada anak sahabat soal berapa yang masih tersisa dan dikembalikan saja dan berapa uang yang masuk.

Anak tetangga tadi malah bilang dengan tidak sopan,iya-iya masa tidak percaya sama saya.Saya khan cuma menolong menjualkan.

Lho!

Kenalan saya mulai kesal lagi ketika anak tetangga tadi malah menawarkan sebuah hadiah tas kosmetik dari seseorang yang terpaksa dia jual karena tidak berguna.Karena tidak membutuhkannya,kenalan tadi tidak membelinya.Lalu menawarkan barang lain lagi dengan kalimat'jangan bilang ibu saya kalau saya menjual ini'(sepertinya benar-benar butuh uang untuk menyetor uang dagangan yang ditagih tadi).

Kenalan tadi juga tidak membeli barang tersebut karena tidak membutuhkan.Lalu tiba-tiba hubungan sahabat dan kenalan tadi memburuk karena sang anak yang bermitra mengatakan bahwa kenalan tadi tidak mempercayainya.

Hubungan putus dengan satu cap pada kenalan'tidak percaya pada orang lain. Berbulan-bulan kemudian pembayaran baru lunas dengan akhir sebuah perseteruan.

Jadi yang ditolong siapa ,yang menolong siapa?

Yang lain tidak ada masalah,yang satu ini jadi masalah. Beberapa bulan kemudian si sahabat tadi  bertanya pada kenalan,bisakah saya mengambil dagangan lagi ,anak saya pingin jualan lagi. Kenalan saya hanya menjawab.Sementara ini saya berhenti dulu,kapan-kapan kuhubungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun