Sebuah buku harian kusam kutemukan di antara sela-sela laci dan begitu tersembunyi.Buku harian seorang pria sepertinya,hanya satu  lembar tulisan yang ada,tulisan itu begitu rapi dan terbaca dengan mudah.
Ingin kubuang karena hanya berupa seperti buku notes sederhana yang kadangkala untuk nota menulis. Sebuah surat,ya pemilik buku harian itu menulis surat untuk seseorang.Penasaran dan merasa bersalah akhirnya setelah membaca karena tulisan itu membuat rasa ini begitu sedih.
Tulisan yang indah itu bicara:
Aku ingin menulis surat ini entah pada siapa.
Di malam takbir ini yang kudengar begitu indah dan meriah ,lalu teringat lima tahun yang lalu ,menonton takbir keliling bersamamu di depan rumah,saat takbir itu melewati rumah kita.
Aku saat itu sedang dalam keadaan sangat jatuh dan tidak bisa membawa apa-apa yang berharga untuk ibuku kecuali membelikan sandal Bata kesukaannya.Aku bahkan sedang kesulitan untuk menyewa mobil sehingga aku pulang dengan naik bus yang penuh sesak bersama anak-anak yang masih kecil.
Perusahaan tempatku bekerja sedang kolaps saat itu ,hingga bahkan aku tak bisa memberi apapun untuk saudaraku bahkan baju baru untuk anak-anakku.Karena aku sebagai pegawai dirumahkan.
Itu adalah takbir terakhir yang kami tonton bersama ibu karena selanjutnya tidak ada lagi kebersamaan dengannya karena beliau telah tiada.
Dan tadi sore,lima tahun kemudian, aku ke sebuah pusat perbelanjaan untuk membelikan baju untuk anak-anakku dan juga istriku dan kulihat seorang pria seumurku sedang menuntun seorang wanita seumuran almarhumah ibuku.Aku terpaku dan tanpa sadar teringat ibuku.
Aku ingin seperti pria seumuranku itu membimbing ibunya ke mal,mengajaknya buka bersama di restauran,pergi bersenang-senang dengan mobilku,sesuatu yang kumiliki sekarang,kesuksesan .Andai saja keadaanku berbeda waktu itu dan aku bukan hanya bisa memberinya sandal Bata.