Ketika harus pergi ke pusat kota yang berjarak tujuh kilometer dan hanya ingin membeli sebuah benda.Kompor listrik,karena alat memasak dengan daya listrik lama sudah off-on -off dan sudah tahap mengkawatirkan untuk memasak dengan kemungkinan masakan tidak matang.
Berjalan menyusuri selatan Pasar Beringharjo dan seorang lelaki naik ke becaknya ,dia sopir becak.Setengah tua tapi badannya tegap dan terlihat penuh semangat melewati kami yang berada di depan mesjid Selatan jalan Pabringan(nama jalan dulu sekarang malah belum mengecek apakah masih sama namanya).Sesuatu menarik perhatian.Kakinya ,maaf hanya satu yang utuh,yang satu hanya sampai lutut.Mengayuh becaknya dengan cepat melewati kami.
Lalu berjalan lagi ke barat untuk berbuka puasa di sebuah warung makan  nasi pecel yang ternyata tutup dan berjalan ke Utara,percakapan pedagang yang sedang berbuka puasa.Beberapa minum es buah,seorang nenek pedagang handycraft tengah membungkuk menyeruput kuah es nya.Beberapa memesan mie ayam,seseorang makan pisang rebus dan di hadapannya ada es teh dan seseorang hanya minum teh panas dari termos dan ditanya tetangga pedagang,ini ada makanan.
"Ah ini saja sudah kenyang.Benar-benar berkah"secangkir teh hangat dihirupnya.
Begitulah hidup manusia,masing-masing dengan cara dan kesukaan sendiri dan biasa-biasa saja .Seperti halnya yang biasa makan di restauran ,juga biasa.Yang melakoni atau yang melakukannya itu biasa.Yang tidak biasa itu pendapat orang lain tentang kehidupannya.
Biasa
Biasa
Nah yang kadang kemudian merubah itu adalah ketika ada perubahan drastis dan ada yang 'terkaget-kaget'.
Seorang kenalan bercerita ada kenalannya yang saat arisan bercanda terus mengipasi segepok uang  ...ha..ha.(beneran lho ini).Karena hidupnya meningkat sangat cepat.
Ada lagi yang mobilnya baru,ya tidak baru-baru amat karena mobil bekas ,tiap lewat rumah mengklakson-klakson.
Pokoknya ada orang yang 'kagetan ' dan orang yang 'biasa saja'.
Tetapi begitulah hidup,masing-masing dengan jatah dan kecepatannya.Dan kesalahan besar dari beberapa orang adalah membanding-bandingkan dengan orang lain padahal kecepatan tiap orang tidak sama.Mending kalau 'rasa iri jinak'yang artinya 'sebagai penyemangat untuk bekerja lebih keras'
Lha kalau tiba-tiba tidak suka dengan alasan yang tidak jelas dan rasa aman yang tertindas,khan berbahaya kalau tiba-tiba bikin fitnah.Tidak kenal,tidak suka di dunia maya,logis nggak?Kenali dulu ..baru menilai.Yah kenapa menilai orang lain?
Hidupmu dengan kecepatanmu,lebih baik tidak usah membanding-bandingkan dengan orang lain.Bisa berabe,fokus terpecah.Karena di atas langit masih ada langit.Nanti lihat itu iri,lihat ini iri,terus kapan damainya hati ini?
Itu juga yang kuajarkan pada anak-anakku.Fokus pada dirimu,jangan memperdulikan isi dompet orang lain atau isi rumah orang lain.Kalau kamu fokus seperti seorang pelari yang fokus untuk maju ke depan,kalau tingak tinguk malah bisa terjengkang..
Iri hati itu bukan dari orang yang kurang dari yang diirikan,kadang lebih pun kalau memang tukang iri,srei dan dengki yang sudah akut ,wajah 'terlalu gantengmu' jadi hilang...ha..ha.
Bukankah hidup ini ditanggapi dengan humor saja supaya tidak cepat tua dan tetep ganteng kayak saya.(kidding).
#sok bijak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H