Pernah mengalami naik kereta api ekonomi tahun 2000 an atau sebelumnya?Pernah.Ketika harus pulang ke Yogya dan semua tiket jenis lain habis,mendapatkan tiket tidak semudah sekarang yang memiliki gurita online dimana-mana.Di supermarket ,lewat online,lewat mesin pembelian.Jaman dulu hanya beli langsung atau minta tolong seseorang atau calo.
Teringat tahun 2000 an harus pulang sepulang dari ikut suami seminar di hotel yang namanya waduh kenapa lupa ya?Dulu sebelah HI dan yang sekarang berubah jadi Hotel Kempinski.
Lha ini kelompok apa?Kebetulan ada tempat duduk.Di bawah tempat duduk ada orang duduk,di lorong ada orang duduk,di antara orang duduk di bawah ada orang berdiri,pokoknya melebihi pepes berdesakan.Terus para pedagang berseliweran,yah namanya cari rejeki mau bagaimana lagi,dan panasnya mirip wajah pas di steam saat facial..ha..ha.Ya tapi nyatanya juga dilakoni.
Pembenahan-pembenahan disana -sini,bangunan heritage yang dipertahankan dan tetap kokoh.
Lalu semua berbenah mulai pembenahan Stasiun Gubeng Baru misalnya tahun berapa malah tidak mencermati.
Mesin pembelian dan mesin cetak kartu juga ada di setiap stasiun (kecuali stasiun yang khusus lokal).
Jenis kereta bertambah dan inovasi kenyamanannya juga ditingkatkan.Beberapa tahun sudah mengisyaratkan non -smoking area dimanapun termasuk di bordes kereta,bagi kereta yang dulu dibebaskan untuk merokok.
Pedagang di dalam sudah tidak ada lagi,dulu.memang dua sisi mata uang antara orang pada mencari rejeki dan kenyamanan penumpang .
Menurutku sekarang cukup nyaman naik kereta sebagai salah satu moda transportasi umum pilihan.