Mohon tunggu...
Efi anggriani
Efi anggriani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya-Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Suatu Kali dan Kini, Ibu

13 Mei 2019   20:50 Diperbarui: 13 Mei 2019   20:59 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesekali dalam hidup ini,ketika rasa kantuk tak jua datang,ketika mata tetap saja nyalang hingga fajar menyingsing dan menyilaukan .

Sesekali ketika semua ingatan melayang akan kolak dan sayur bening buatan,masakan sederhana ditambah tempe garit  yang luar biasa renyah,ngirit katanya,supaya bisa membuat istana saat hari tua...ha..ha  guyonan tingkat dewa di antara kami

Sesekali  ketika bagaikan film diputar kembali,saat masih kuliah dan pulamg ke kampung halaman dan tidur satu ranjang bercerita hingga pagi tiba,dan beliau berkata sudah bicaranya hentikan saja atau kita tidak tidur hingga fajar tiba..ha..ha..lalu kami berdua tertawa

Kisah-kisah kala ramadan bersama dan bertanya"hari ini masak apa ya?"

Kisah-kisah kala Ramadan ,saat pagi berbelanja bersama dan pilih apa saja

Kisah-kisah kala Ramadan mau beli baju seperti apa untuk lebaran nantinya ataukah kita harus ke kota lebih besar atau gimana

Ingatan itu sambung bersambung

Dan sebuah nasehat yang selalu teringat

"Hati-hati dengan kata-kata nduk,rasa sakit hati seseorang bisa terbawa sampai ajal"

Dan ku selalu berusaha dan berusaha mengamalkan semua nasehat itu,selalu berusaha seperti yang beliau teladankan.

Dan kini sosok dalam kenangan yang  telah pergi namun tetap bercokol di dalam hati diri,sosok dalam kesunyian dan nirwana keabadian ,sosok yang tak bisa kuajak bicara lagi

Kenangan lama masih membaur tentang ayam atau tempe secuil,dan mengalah untukku,ayamnya untukku dan tempe untuk beliau dan tidak pernah berfikir itu adalah sebuah pengorbanan tetapi kewajiban dan bahkan tanpa secuil katapun 'aku rela menderita demi kamu bahagia'

Dan kini ,ketika ku menghindari datang ke rumah tua yang kosong tanpa penghuni.Hanya karena aku selalu menangis mengingat seseorang  yang selalu membukakan pintu itu tidak ada lagi,dan suara gembira serta senyum dan kata'hai nduk aku sudah pesan oseng-oseng lombok ijo dan sambel kering kesukaanmu' bahkan saat aku tak pernah meminta.Kini hanya derit engsel pintu tua yang berkarat dan kekosongan yang menghantam jiwa.Tangisku selalu pecah

Dan kini ketika kamar itu kosong dan tetap utuh seperti sedia kala dengan semua tumpukan benda ,barang dan pernik kesukaannya,bahkan pakaiannya,ketika panggilan itu ingin kudengar tapi aku hanya berkhayal dan ternyata sebuah kamar kosong melompong

Dan kini  kerinduan itu begitu tak terbatas,meski aku harus iklas dan merelakan dinding memagari hingga kami tak bisa saling bercakap lagi

Dan kini kusadari bahwa cinta beliau adalah sebuah tindakan tanpa kata,sepanjang jalan hidupnya

Kurindu..

Betapa besar rasa rindu ini hingga kuingin menangis tanpa kata

Kala merasa begitu sendiri,menyepi ,tak ada yang berdiri di samping ini,sosok yang selalu datang dengan suara sehalus melodi penuh ketenangan dan kelembutan

'Semua akan indah pada akhirnya,nduk'

Dan benar ,semua akan indah pada waktunya ,saat hidup  dianggap sebuah perjalanan tak perduli rintangan dan hambatan dan melaluinya dengan gagah perkasa

Ibu,aku merindukanmu

Merindukanmu

Hanya itu yang bisa kuucapkan dalam hatiku,ketika rasa kehilangan itu benar-benar terasa saat seseorang telah tiada dan aku harus melanjutkan kisah hidupku sendiri

Sekian 

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun