Entah berapa kali ku melewati jalanmu, ratusan, ribuan, ratusan ribu bahkan diriku tak tahu. Bagaikan rumah keduaku di salah satu gedungmu,dari pagi hingga sore, menapaki kehidupan.
Mulai dariku sendirian, hingga dua  yang kumiliki,masa-masa berbelanja di mall dekat kantorku, makan siang di salah satu resto wilayahmu, kulihat teramat sederhana.
Kini dipercantiklah dirimu dan aku masih sering mengunjungi sebagai seseorang yang berbeda.
Lima belas tahun yang lalu kutinggalkan dirimu dan jejak-jejak kakiku di atas jalanmu. Dan kini ku kembali melihat dirimu yang  lebih baru, lebih segar, lebih heboh dan lebih lapang.
Kunikmati kopi koling atau musik jalananmu,kunikmati wedang ronde kesukaanku, kunikmati bubble macha latte kesayanganku, kududuk di lesehan gudeg favoritku lima belas tahun lalu dan melihat semua perbedaan itu
Kaki lima mengikuti pengunjungnya, pasar mengikuti pembelinya, nasi pecel bakmi makin eksis adanya
Kupikir begitu berubah dirimu, bagai eyelash di bulu matamu,mempercantik dirimu, kuberusaha menemukan keaslian yang sama seperti dulu, tapi kupikir gayamu memang harus berubah.
Kutapaki lagi, diantara spot-spot instagrammu ,pada lebarnya trotoarmu.Kutahu dirimu semakin tumbuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H