Â
Kembali pada topik bahasan industri gula. Gagasan teknologi ini menjadi salah satu jawaban akan permasalahan produktivitas. Untuk menuju kesini, industri gula harus melakukan pembenahan terlebih dahulu. Sistem pabrik gula di Indonesia terkenal dengan boros energi. Pengaruh dari boros energi adalah biaya produksi sebagian besar akan mengalir untuk membiayai mesin giling. Nilainya bisa mencapai hampir 30 - 40 % dari total biaya keseluruhan. Perbaikan paling memungkinkan menggunakan sistem cogeneration.
Sistem cogeneration telah diterapkan di Pabrik Gula India, Thailand dan Australia. Konsep dari cogeneration dengan cara mengolah energi panas yang berasal dari gas buang pabrik gula. Dari pengolahan itu dihasilkan dua macam energi panas, yaitu panas yang bisa digunakan untuk kebutuhan pembangkit listrik terdekat dan panas yang dialirkan ke industri kembali sehingga penggunaan bahan bakar untuk pemanasan industri bisa dihemat.
Hal inilah yang menyebabkan efisiensi pabrik gula konvensional meningkat. Dengan demikian biaya bahan bakar yang harus dikeluarkan pabrik gula yang menggunakan cogeneration bisa dihemat. Keunggulan dari teknologi cogeneration adalah penggunaan bahan bakarnya efisien, teknologinya bersih dan mampu mengurangi emisi terhadap lingkungan.
Penelitian sejenis dilakukan oleh S. Chantasiriwan, 2016 di Thailand. Hasil penelitian yang didapatkan berupa analisis daya listrik serta proses pabrik gula berlangsung. Salah satu hal yang terkait efisiensi dijelaskan dalam bentuk profit / keuntungan yang dicapai pada karakteristik yang ditetapkan peneliti. Nilai profitnya mencapai 6.1 - 6.6% lebih tinggi dari produksi tanpa sistem cogeneration.
Tantangan
Berbicara tentang realita saat ini, Indonesia masih jauh dari teknologi yang digagas diatas. Perlu waktu 40-50 tahun kedepan untuk mewujudkan sistem diatas. Teknologi yang mengimplementasikan industry 4.0 pada industri gula juga belum ditemui sampai saat ini. Menjadi kesempatan juka Indonesia bisa menjadi negara pertama yang mengimplementasikannya.Â
Tetapi tidak perlu khawatir, Presiden Joko Widodo pada tahun 2013 membuat sebuah rencana (grand design) akan sektor gula. Pengucuran modal sebesar Rp 3.5 Triliun untuk revitalisasi pabrik gula tua sudah dilaksanakan. Selain itu, pembukaan permodalan akan sektor gula sudah dimulai. Tercatat 19 investor berniat untuk mendirikan pabrik gula baru dengan nilai investasi mencapai Rp 44.4 triliun. Kita sebagai bangsa indonesia punya tugas besar untuk memajukan sektro ini.Â
Sebagai mahasiswa/pelajar, kita bisa menyalurkan ide/gagasan kita pada lembaga riset pemerintah. Sebagai rakyat sipil, kita bisa mendahulukan konsumsi gula lokal. Sebagai pengusaha, kita wajib membawa produk lokal ke kancah internasional. Sebagai pengambil kebijakan, kita harus memikirkan kepentingan petani. Sehingga dapat diwujudkannya kondisi kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Salam perjuangan,
Dari Mahasiswa Kampus Perjuangan Surabaya