Sementara itu, ditemui di tempat yang sama, Head Chef Waroenk Group Ahmad Niko menjelaskan ikan bakar parape berasal dari Makassar.
"Mengapa dinamakan 'parape', itu karena ikan ini diolah dengan cara dibakar. Setelah itu, dibalur bumbu parape yang dibikin dari berbagai bumbu beraroma 'strong' sehingga menjadi wangi," ulas Niko.
Ia menjelaskan, makanan tradisional yang berakar dari etnis Bugis-Makassar ini tidak hanya digemari di Sulawesi Selatan akan tetapi juga di seantero wilayah Indonesia termasuk Kota Kupang.
"Ikan bakar parape juga tidak hanya digemari penikmat kuliner diaspora Sulawesi Selatan yang sudah menjadi warga di sini (Kupang), tetapi juga dari daerah lain.Â
"Sudah umumlah istilahnya, sebab kelezatan ikan bakar parape ini memang tidak kalah dibandingkan makanan khas dari daerah lainnya. Sehingga inilah alasan menu ini disukai semua kalangan," tambah Niko.
Di Waroenk Seafood, sebut pria asal Malang ini, ikan parape digemari pelanggan tidak semata karena bumbunya yang khas dengan manis 'legit'.
Namun, juga lantaran kontribusi ikan lautnya yang selalu fresh. Pasalnya, kesegaran ikan merupakan hal penting yang tidak dapat diabaikan.
"Ikan kakap maupun kerapu adalah jenis ikan yang paling disukai pelanggan. Ini karena daging ikannya lebih empuk, jadi lebih mudah bumbu parapenya meresap," beber Niko ketika ditanyakan jenis ikan apa yang cocok digunakan memasak ikan bakar parape.
Selain jenis ikan yang 'cocok', Niko mengungkapkan jika bumbu parape harus dicampurkan langsung ketika membakar ikan.
Adapun bumbu yang digunakan, bebernya, terdiri dari bawang merah, bawang putih, biji kemiri, merica, garam, gula, asam jawa, minyak goreng, saus tiram, dan lain-lain yang diaduk merata sehingga menyatu menjadi 'saus' bumbu parape.