Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Ini Keistimewaan American Risoles, Penganan 'Bule' yang Masuk Kampung

16 September 2022   10:04 Diperbarui: 25 September 2022   00:04 1934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenis-jenis penganan risoles. / Foto: Effendy Wongso

Jika termasuk orang yang gemar menonton sinetron Indonesia, Anda pasti tahu atau minimal masih ingat salah satu judul sinetron yang populer pada 2004 hingga 2006, yaitu "Bule Masuk Kampung".

Sinetron yang ditayangkan di stasiun TV Indosiar itu diperankan Okan Cornelius, Dhini Aminarti, dan masih banyak artis tenar lainnya. Sinetron ini sendiri diklaim berdurasi panjang dengan lebih 100 episode.

Akan tetapi, saat ini kita tidak membahas sinetronnya namun membahas kuliner berupa penganan atau jajanan pasar, yaitu American Risoles. Uniknya, jika dirunut dari asal kue tradisional ini yang berasal dari luar negeri, Amerika Serikat (AS) maka bisa dipelesetkan kurang lebih "penganan bule masuk kampung". Ini lantaran analogi kuliner luar yang sudah jamak di pasar kuliner grassroot atau kaum akar rumput.

Kendati membawa entitas "Amerika", namun uniknya Risoles seperti diketahui secara umum berasal dari Belanda. Di Negeri Kincir Angin, Risoles disebut "rissole" merupakan snack khas serupa pastry berisi daging.

Terdengar rancu memang namun menurut Manager Royal Bakery Anita Anny saat ditemui belum lama ini di Jalan Bundaran PU, Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM), Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), hal itu lumrah dalam dunia kuliner.

Pasalnya, sebut Anita, riwayat kuliner yang bertumbuh seiring perkembangan diaspora Belanda di AS, turut melahirkan inovasi dengan kearifan setempat seperti penggunaan bahan-bahan yang ada di daerah yang didiami.

"Sehingga, lahirlah penganan-penganan kreasi baru dengan tetap mengusung kuliner mainstream daerah asalnya seperti rissole tersebut menjadi American Risoles," paparnya.

Anita menambahkan, Risoles sendiri memiliki banyak variasi tergantung isi dalamannya. Biasanya, daging dicincang dan sedikit sayuran sebagai isi dalaman yang terbungkus dalam dadar. Selanjutnya, kue kecil ini digoreng setelah dilapisi tepung panir dan kocokan telur ayam.

Hidangan tersebut juga dapat dipanggang dalam oven, dan disajikan sebagai hors-d'oeuvre atau appetizer (makanan ringan pembuka) sebelum sesi makan besar.

"Uniknya lagi, Risoles berukuran kecil dapat dipakai sebagai hiasan untuk hidangan dari potongan besar daging unggas atau daging sapi dalam sajian para 'bule' di Eropa," bebernya.

Dalam istilah kuliner Perancis, imbuh Anita, verba "rissole" berarti menjadikan cokelat.

Lebih lanjut, ia menjelaskan jika sebuah Risoles selalu dibungkus pastry gelembung atau sejenisnya, biasanya digoreng namun kadang-kadang dipanggang di oven.

"Rasa Risoles dapat asin atau manis, rasa manis didapat dengan menaburinya dengan gula halus dan melengkapinya dengan saus buah," papar Anita.

Menurutnya, isi penganan Risoles dapat berupa daging ayam, daging sapi, daging ikan, udang, jamur kancing, wortel, kentang, atau buncis.

"Adonan dadar dibuat dari campuran tepung terigu, kuning telur, mentega atau margarin, dan air atau susu," kata Anita.

Ia menjelaskan, secara umum ada dua jenis Risoles yang dikenal di Indonesia yaitu Risoles Sayur yang berisi sayuran bercampur daging tumis dan Risoles Rogout yang berisi ragout.

"Ragout sendiri adalah potongan-potongan sayuran atau daging yang dibumbui. Ragout yang lebih umum dikenal di Indonesia berbentuk seperti pasta semi padat yang berisi sayuran," imbuh Anita.

Seorang karyawan Royal Bakery tengah memperlihatkan aneka risoles yang dijual. / Foto: Effendy Wongso
Seorang karyawan Royal Bakery tengah memperlihatkan aneka risoles yang dijual. / Foto: Effendy Wongso

Wujud dari ragout seperti pasta semi padat, lanjutnya, lantaran terdapat penambahan tepung dalam proses pembuatannya. Sehingga, potongan sayuran yang diolah dengan bumbu dan ditambahkan tepung memiliki tekstur seperti ragout yang biasa dikenal sekarang ini

Sedikit bocoran, Anita mengungkapkan jika pembuatan Risoles termasuk gampang-gampang sulit. Pasalnya, meskipun kelihatan sederhana terutama dari penggunaan bahan-bahannya yang umum namun peracikan penganan ini yang agak "rempong".

"Jka Risoles terlihat menggelembung saat digoreng, kita harus tusuk perlahan dengan tusuk sate lancip atau jarum untuk memberi ruang udara keluar. Dengan begitu, Risoles akan mengempis lagi," bebernya.

Menurut Anita, sejatinya Risoles sudah layak dimakan tanpa dgoreng lantaran semua bahannya sudah matang dan "ready to eat".

"Menggoreng hanya untuk mendapatkan tekstur crispy dan agar terlihat lebih 'cantik'. Makanya, segera angkat bila Risoles bila sudah terlihat berwarna kuning emas, tidak perlu sampai cokelat gelap," ungkapnya.

Adapun bentuk kue tersebut, urai Anita, adalah persegi panjang. Sementara itu, Risoles yang berbentuk segitiga umumnya berisi ragout.

"Di Royal Bakery, produk Risoles ada empat jenis yaitu American Risoles yang kami jual Rp 6.500 per picis, Risoles Sayur Rp 5.000, Risoles Rogout Rp 5.800, dan Risoles Ayam Rp 5.500," ujarnya.

Menurut Anita, Risoles lebih enak jika dimakan bersama cabai rawit, sambal botolan maupun saus kacang encer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun