Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ta Mie Capcay vs I Fu Mie, Mana yang Lebih Lezat?

12 September 2022   21:35 Diperbarui: 12 September 2022   21:36 5201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi para penikmat kuliner, tentu sudah mafhum bagaimana populernya Chinese food. Cita rasa yang lezat dengan aroma khas rempah kuat menjadi salah satu alasan bagaimana disukainya makanan yang aslinya berasal dari Negeri Tirai Bambu, China ini.

Terkait menu Chinese food, salah satu yang cukup populer adalah Ta Mie Capcay yang kerap ditulis "Tamie Capcay". Makanan berbahan dasar mi, lauk terutama seafood, dan sayuran ini sudah tidak asing di lidah masyarakat Indonesia.

Bahkan, menu nondomestik ini sudah dikreasikan pelaku kuliner menjadi menu ikonik "mie titi" seperti disohorkan Warung Mie Titi di Kota Makassar pada era 1980-an.

Kendati merupakan menu 'turunan' dari mi goreng Cantonese, Ta Mie Capcay rasanya lebih unik. Unik lantaran selain mempertahankan sensasi kriuk pada mi yang digoreng kering, menu ini disiramkan lelehan kuah kental capcay panas.

"Jadi, intinya ada dua 'rasa' yang berpadu dalam Ta Mie Capcay yaitu mi keringnya sendiri dan juga capcay," jelas Head Chef Waroenk Group Ahmad Niko saat ditemui di Waroenk Seafood, Jalan Veteran 18, Fatululi, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin 12 September 2022.

Menurut Niko, capcay yang dimaksudnya adalah menu tersendiri bernama "Tumis Sayur 5 Warna" yang juga dapat dipesan terpisah di resto pihaknya.

"Jadi kebayang bagaimana lezatnya Ta Mie Capcay ini. Apalagi, capcay yang disiramkan di atas mi kering ini tidak sekadar menggunakan capcay 'biasa' namun capcay khusus versi kreasi kami yaitu 'Tumis Sayur 5 Warna'," imbuhnya.

Uniknya, sebut Niko, mi dari Ta Mie Capyay yang dibanderol Rp 41.000 seporsi tersebut merupakan "handmade" atau produk buatan sendiri pihaknya.

"Mi kami buat sendiri, bukan dari pabrikan. Mengapa kami menggunakan mi sendiri karena tujuannya untuk mempertahankan kualitasnya. Standardisasi ini penting dalam menghasilkan produk yang mumpuni, tidak terkecuali menu-menu lain yang kami tawarkan kepada pelanggan," bebernya.

Sedikit membeberkan 'rahasia' dapur pihaknya, Niko mengungkapkan jika pada dasarnya mi yang dibikin itu merupakan mie basah yang telah digoreng kering menyerupai 'kerupuk'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun