Keberagaman kuliner Nusantara memang tidak ada habisnya. Hal ini pulalah yang telah memperkaya khazanah terkait makanan di Indonesia. Intinya, apapun bahannya menu nasional selalu menggiurkan.
Salah satu bahan makanan yang paling banyak digunakan di dalam negeri, bahkan negara-negara di Asia adalah ayam. Menu berbahan ayam, baik ayam kampung maupun broiler yang lebih sering disebut ayam potong, saat ini menjadi salah satu bahan daging yang paling banyak dikonsumsi penikmat kuliner.
Jika ditelaah, berbagai kreasi makanan yang menggunakan bahan dari unggas ini digemari lantaran keefisienannya. Para peternak tidak terlalu sulit mengembang-biakkan ayam, khususnya ayam potong lantaran ditunjang teknologi mutakhir dalam peternakan, terutama pakan.
Adapun olahan kreatif dari makanan berbahan ayam tersebut di antaranya "ayam bakar". Salah satu resto dan kafe yang cukup populer di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Waroenk Oebufu juga tidak ketinggalan meluncurkan menu tersebut.
Sekadar diketahui, ayam bakar atau juga sering disebut ayam panggang merupakan makanan berbahan unggas yang sudah masif dikonsumsi penduduk dunia, terutama penduduk Asia dan Amerika. Daging ayam yang diperoleh dari ayam ternak itu, biasanya dihidangkan sebagai makanan dalam berbagai cara dan penyajian.
Kegemaran sebagian besar masyarakat dunia dalam mengonsumsi daging ayam dapat dilihat dari ukiran-ukiran Babylon sekitar 600 sebelum masehi (SM) yang menampilkan ayam sebagai makanan.
Selain itu, ayam juga merupakan daging yang paling laris diperoleh ketika zaman pertengahan. Penggunaan daging ayam di Amerika Serikat (AS), meningkat lantaran kekurangan persediaan daging sapi pada Perang Dunia II.
Di Eropa, pada 1996 konsumsi daging ayam meningkat drastis dibandingkan daging sapi. Hal tersebut terjadi sehubungan merebaknya isu terkait penyakit bovine spongiform encephalopathy (BSE) atau lebih dikenal sebagai penyakit sapi gila di Indonesia.
Sejatinya pula, ayam bakar merupakan hidangan Asia Tenggara Maritim, terutama hidangan Indonesia atau Malaysia yang cara meraciknya dipanggang di atas arang.
Terdapat banyak resep ayam bakar, beberapa di antaranya yang populer adalah ayam bakar khas Padang, ayam iloni khas Gorontalo, ayam bakar Taliwang khas Lombok, ayam bekakak khas Sunda, ayam bakar bumbu rujak khas Jawa, serta ayam percik dan ayam golek dari Malaysia
"Selama ini, berbagai varian menu berbahan ayam sudah banyak disajikan manajemen seperti Nasi Ayam Goreng Jomblo dan Nasi Ayam Goreng Surabaya di Waroenk Oebufu serta Ayam Goreng Veteran di Waroenk Seafood (Waroenk Group). Namun, untuk memperkaya menu sekaligus memanjakan lidah pelanggan, kami menghadirkan menu yang termasuk 'baru' yang tidak melulu digoreng," jelas Head Chef Waroenk Group Ahmad Niko ketika ditemui beberapa waktu lalu di Waroenk Oebufu, Jalan WJ Lalamentik, Oebufu, Kota Kupang.
Ayam bakar pihaknya yang dilabeli "Ayam Bakar Waroenk" serta dibanderol Rp 36.000 itu, sebut Niko, diklaim berbeda ketimbang menu berbahan ayam yang sudah diluncurkan sebelumnya.
"Berbeda, karena cara meracik dan mengolahnya pun sudah berbeda yaitu dibakar. Apalagi, sebelum dibakar ayamnya 'diungkep' (direndam) dengan bumbu-bumbu khas sehingga terasa gurih," ungkapnya.
Bumbu-bumbu khas yang disenyawakan jadi satu dalam bahan utama ayam tadi yang dimaksud Niko di antaranya serai, asam jawa, santan, bawang merah, bawang putih, ketumbar, merica bubuk, kunyit, gula merah, dan garam.
"Jadi diungkep dalam beberapa waktu sehingga benar-benar menyatu dalam tekstur daging ayam. Tidak hanya itu, sambal terasi yang sepaket nasi dalam menu ayam bakar ini hadir menambah kelezatannya," imbuhnya.
Sementara itu, menyoal target penjualan manajemen yang ditanyakan penulis untuk konten Foodie di Kompasiana.com kepada Marketing Waroenk Group Ega Fanggidae saat ditemui di tempat dan kesempatan sama, ia enggan mengatakannya.
Kendati demikian, pihaknya optimistis Ayam Bakar Waroenk akan menjadi menu ikonik seperti Nasi Iga Goreng Sambal Bawang. Menurut Ega, hal itu beralasan lantaran berdasarkan pada masifnya permintaan pelanggan dalam list order menu pihaknya.
"Melihat animo pelanggan terhadap menu berbahan ayam yang sudah diluncurkan sebelumnya, kami optimistis Ayam Bakar Waroenk ini bakal disukai dan menjadi menu favorit penikmat kuliner di Kota Kupang," ungkap Ega.
Oleh karena itu, ia berharap hadirnya menu Ayam Bakar Waroenk dapat memberi pilihan berbeda bagi penikmat ayam yang sudah bosan makan ayam goreng atau ayam bakar yang biasa-biasa saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H