Kalimat motivasi itulah yang terus saya dengungkan dalam diri saya. Kemerdekaan bukan soal kebebasan, namun juga tidak lepas dari mempertahankan nilai-nilai kebajikan yang telah diperjuangkan para pahlawan bangsa.
Lagu "Satu Nusa Satu Bangsa" dari Cokelat Band masih mengalun ketika saya melangkahkan kaki ke meja kasir untuk membayar bubur ayam dan beberapa bungkus makanan untuk saya bawa pulang.
Ketika kasir menyodorkan struk tagihan, saya tersenyum. Ternyata ada promo "Merdeka Diskon 7% plus 7%". Saya sadari, ini adalah cara warga, terutama pelaku usaha dalam memeriahkan HUT ke-77 kemerdekaan Indonesia.
"Ada diskon khusus hari ini, Pak. Setiap pembelanjaan makanan atau minuman sebesar Rp 100.000 akan dapat diskon '7% plus 7%'," kata Supervisor Waroenk Seafood Wanda Bunga sembari menyodorkan selembar struk makanan saya.
Saya kembali tersenyum, angka "7 dan 7" sudah barang pasti merepresentasikan "77", usia bangsa kita sejak founding father Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus 1945 silam.
Tak peduli bagaimana cara warga terlibat merayakan kemeriahan HUT ke-77 kemerdekaan Indonesia, acara santap sendiri saya hari ini dipenuhi permenungan dalam momentum HUT ke-77 kemerdekaan Indonesia.
"Sudahkan saya berkontribusi bagi negeri ini?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H