"Versi Singapura menggunakan cabai yang lebih 'strong' (pedas). Ini mencerminkan pengaruh Asia Tenggara dalam pengolahannya. Beberapa resep yang sudah adaptif dan kental budaya lokalnya, juga dapat dilihat dari campuran cabai dengan bawang putih," kata Wanda.
Selain itu, imbuhnya, kebanyakan hidangan Nasi Ayam Hainan tersebut disajikan dengan irisan timun dan beberapa varian menggunakan sedikit sayuran hijau lainnya.
Wanda mengatakan, kompartemen pantry pihaknya menawarkan beberapa varian Nasi Ayam Hainan ini.
"Kami menyediakan Nasi Ayam Hainan Rebus, Nasi Hainan Bebek Panggang, Nasi Hainan Ayam Panggang dalam penyajian rice bowl, dan ala carte Ayam Rebus Hainan yang menjadi salah satu menu unggulan," urainya.
Tidak hanya itu, sebut Wanda, pihaknya juga meracik menu itu menjadi kreasi olahan "mie", yaitu Mie Ayam Rebus Hainan yang semuanya dibanderol dengan harga terjangkau.
Sementara itu, ditemui di tempat dan kesempatan yang sama, Head Chef Waroenk Group Ahmad Niko membeberkan beberapa saran penyajian Nasi Ayam Hainan pihaknya.
Menurutnya, kendati telah berasimilasi dengan "budaya" setempat, namun cara meracik menu tersebut tidak banyak berubah.
"Mulanya, daging ayam ini diolah dengan cara-cara tradisional Hainan yaitu merebus seluruh ayam dalam kaldu tulang ayam menggunakan air rebusan yang banyak. Setelah itu, hanya menambahkan air jika perlu agar aroma kuahnya tetap 'keras'," jelas Niko.
Ia menambahkan, hal itu bertujuan agar cita rasa "kaldu asli" yang menjadi ciri khas Nasi Ayam Hainan tidak "melenceng".
"Kalau airnya ditambah terus saat memasak misalnya, tentu akan 'ngencer' (tawar) dan menyamarkan aromanya, yang memang menjadi tipikal makanan ini," beber Niko.