"Itu pun alat yang digunakan guna memproduksi es podeng adalah mesin yang diputar secara manual," katanya.
Lebih lanjut, Niko menuturkan guna menghasilkan es podeng dengan cita rasa istimewa, para pembuat biasanya juga memasukkan bahan perasa lain seperti durian, avokad (alpukat), dan potongan nangka.
"Selain itu, agar memperoleh tampilan menarik, penjual es podeng juga memasukkan campuran lain berupa agar-agar, roti, buah-buahan, kacang tanah yang disangrai, dan sentuhan susu kental manis di atasnya," imbuhnya.
Seperti diketahui, sebut Niko, di tengah gempuran banyaknya produksi es krim luar negeri, es podeng masih mempunyai penggemar setianya sendiri.
"Bahkan, rasa es podeng dijadikan salah satu varian rasa perusahaan es krim asing, loh. Hal tersebut membuktikan es podeng atau es putar ini merupakan jajanan lokal dengan cita rasa yang mengglobal," puji Niko.
Sementara itu, Supervisor Waroenk Oebufu Amelia Saputri Wahab yang juga ditemui di tempat yang sama, membenarkan jika es podeng merupakan salah satu varian minuman yang paling disukai pelanggan pihaknya.
"Jujur, saat ini siapa yang tidak mengenal Es Podeng Waroenk. Selain menu pionir yang diluncurkan pertama kali di Kota Kupang oleh manajemen Waroenk Group, minuman yang kaya buah ini juga sangat menyegarkan," klaimnya.
Menurutnya, minuman yang dibanderol terjangkau Rp 34.000 itu, sejak diluncurkan pada awal September 2018 lalu, mendapat animo yang bagus dari penikmat kuliner.
"Es Podang Waroenk bahkan menjadi minuman best seller setelah Chocolate Cokies dan Es Pisang Ijo di Waroenk," beber Amelia.
Ia menjelaskan, es podeng merupakan nama lain dari es putar atau kerap disebut dalam ejaan Jawa, "es puter". Nama "podeng" sendiri berasal dari bahasa Madura yang mempunyai arti sama, yaitu putar.
Amelia menambahkan, es podeng menjadi kuliner khas Jakarta kendati banyak yang mengatakan kalau es krim ala Indonesia ini dibawa pedagang asal Garut ke Jakarta.