Di Jawa Barat, cendol dibuat dengan cara mengayak kukusan tepung beras yang diwarnai dengan daun suji dengan ayakan, sehingga diperoleh bentuk bulat lonjong yang lancip di ujungnya. Di daerah ini, minum cendol juga kerap disebut "nyendol" yang biasanya disajikan sebagai pencuci mulut atau sebagai makanan selingan.
Terkait es cendol, salah satu restoran di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Waroenk Seafood, juga menyediakan minuman yang diklaim berasal dari Jawa Barat tersebut.
"Kami memang sengaja mengangkat minuman ini untuk memperkaya beverage Nusantara yang sudah ada, seperti es pisang ijo, es podeng, dan masih banyak lainnya," terang Supervisor Waroenk Seafood Wanda Bunga saat ditemui belum lama ini di Jalan Veteran 18, Fatululi, Kota Kupang.Â
Menurut Wanda, selain hal tadi manajemen juga menyediakan es cendol lantaran melihat animo pelanggan yang cukup apresiatif terhadap menu-menu Nusantara pihaknya.
Ia menambahkan, kendati sebelumnya dikenal sebagai minuman grassroot atau kalangan akar rumput, namun saat ini es cendol sudah "naik kelas".
"Buktinya, es cendol sudah tidak lagi hanya dijajakan penjual di pinggir-pinggir jalan maupun gang-gang kampung dengan gerobak dan warung-warung kecil, namun sudah dijual di resto-resto mewah," klaim Wanda.
Ia memaparkan, kompartemen pantry pihaknya senantiasa berkreasi terhadap minuman itu.
"Selain Es Dawet (es cendol original), kami juga ada varian es cendol lainnya di antaranya Es Cendol Kacang Merah, Es Cendol Alpukat, dan Es Cendol Durian, urai Wanda.
Ia mengklaim, es cendol saat ini merupakan salah satu minuman paling laris pihaknya.