dalam ritme sumbang serupa derik roda kereta api yang patah
dulu, gebung asa untuk para papa digantang melalui janji semanis madu
kini menjelma empedu
: ini pahit yang tak berkesudahan
Satu per satu tuan digiring
ke rumah pesakitan berdinding gawir
dengan tirai-tirainya yang banjar
Terlalu, begitu teriak para papa
yang hidup melarat lantaran tak punya apa-apa lagi
: habis digarong para tuan berdasi necis itu!
Satu per satu tuan dicecar
saif pertanyaan yang merancap dari para agung
gerangan apa yang bikin tuan dirasuki makhluk rasuah
Dalam temaram malam dan sunyi labirin
sepoi angin pelan mengiramakan lagu lama yang sarkastis
menjawabi pertanyaan kerontang para papa
: rasuah adalah monster yang siap menelikung dalam satire