Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Si Uzur, Orang-orang Tua di Etalase Masa Depan

24 Februari 2021   22:51 Diperbarui: 24 Februari 2021   23:21 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak anak, banyak rezeki? Saat ini, atau istilah gaulnya "zaman now", barangkali pepatah yang sering didengungkan orang-orang tua "tempo doeloe" akan ditertawakan kalau tidak ingat dosa.

Sejatinya, orang-orang di zaman dulu kerap mengatakan banyak anak berarti banyak rezeki. Dulu, mungkin tidak salah. Salah satunya lantaran orang tua di masa lalu kerap berharap anaknya akan membiayai kehidupan mereka di masa tua. Oleh karena itu, bila memiliki banyak anak, mereka tidak akan kesusahan di masa tua.

Tetapi jujur, kini ungkapan tersebut sudah tidak tepat lagi, sebab lapangan pekerjaan yang terbatas membuat si Anak belum tentu mampu membiayai kehidupan orang tuanya di saat sudah pensiun. Apalagi, anak juga harus menghidupi keluarga masing-masing. Oleh karena itu, sebaiknya setiap orang memiliki dana sendiri untuk persiapan pensiun.

Dalam analogi logis, sekarang sudah tidak zaman lagi mengandalkan anak untuk membantu membiayai kehidupan seseorang di masa pensiun. Pasalnya, Anda sebagai orang tua harus menyiapkan sendiri dana pensiun.

Jadi, apa solusi bagi "si Uzur" agar dapat menopang masa tuanya tanpa campur tangan anak-anak?

Banyak, tetapi kalau mau mengambil jalan instan misalnya, cobalah memanfaatkan reksadana untuk menyiapkan biaya saat tua selain tabungan tentu saja.

Pada dasarnya, setiap orang memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan dana pensiunnya sendiri untuk masa tuanya. Saat ini, rata-rata penduduk Indonesia mulai bekerja di usia 25 tahun. Selanjutnya, rerata usia pensiun adalah 55 tahun. Artinya, pada dasarnya setiap orang memiliki masa produktif bekerja sekitar 30 tahun saja.

Kendati demikian, dengan durasi produktif yang pendek, seseorang tetap bisa memanfaatkan waktu guna menyiapkan dana untuk kebutuhan hidup di saat pensiun. Saat ini, mengandalkan uang pensiun saja mungkin tidak cukup. Apalagi, uang pensiun biasanya hanya mampu menutupi biaya hidup dalam beberapa tahun awal masa pensiun.

Padahal, saat ini rata-rata usia orang Indonesia mencapai 70 tahun hingga 75 tahun. Rata-rata orang Indonesia menjalani masa pensiun selama 15 tahun hingga 25 tahun. Jadi, bila diamati secara seksama, pada dasarnya usia produktif seseorang hampir sama dengan usia nonproduktif orang tersebut.

Agar tidak sengsara di masa nonproduktif, idealnya setiap orang sudah mulai mengumpulkan dana untuk masa pensiun sejak masih bekerja. Hasil dari pekerjaan di masa kini, pada dasarnya bukan untuk masa kini saja akan tetapi juga untuk di masa depan. Lantaran itulah, mengapa saat masih produktif sebaiknya seseorang harus bijak menyikapi dalam artian cermat dalam mengatur keuangan.

Hal lain adalah harus memiliki "passive income". Memang, biasanya pegawai negeri masih memperoleh tunjangan pensiun kendati sudah tidak bekerja lagi. Sementara itu, untuk sektor swasta ada perusahaan yang menyediakan program dana pensiun untuk pegawainya. Program dana pensiun ini biasanya dikelola pihak ketiga. So, inilah saatnya untuk berinvestasi untuk masa depan dengan kecermatan dan kejelian tentu saja, apapun bentuknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun