Jika ini terjadi, kita akan sulit mengakses fasilitas kredit ke bank manapun. Celaka 12 belas namanya.
Dalam pengantar buku yang ditulis oleh Garrett Sutton, the ABCs of Getting Out of Debt, Robert Kiyosaki berkomentar bahwa utang atau kredit adalah alat finansial yang kuat yang memungkinkan dunia menikmati standar hidup lebih tinggi dalam sejarah. Kiyosaki juga menulis bahwa pinjaman yang baik membuat kamu kaya dan kredit macet membuat kamu miskin. Tentu, makna pinjaman yang baik ini bukan mendorong kita untuk lantas sering berutang atau meminjam ke bank. Ada jenis dan peruntukkan pinjaman, apakah untuk konsumtif (aset tidak bertambah) atau produktif (aset bertambah) yang lantas menjadi patokan utamanya.
Garrett Sutton juga memaparkan ada lima tipe jenis peminjam, yakni:
1. Tipe pengharap. Peminjam tipe ini adalah orang-orang yang optimistis dengan utang atau kreditnya hanya untuk membeli barang-barang bagus. Tipe peminjam ini sering kali memiliki pinjaman lebih dari satu dan hanya melihat bahwa cicilan A hanya kecil senilai Rp 500 ribu dan cicilan B hanya Rp 750 ribu tanpa melihat total cicilan keseluruhannya sudah mencapai jutaan rupiah dan sudah mencapai 50% dari penghasilannya. Saking optimistisnya, mereka tidak melihat potensi masa depan bahwa belum tentu penghasilan mereka akan bertambah dan suatu saat bisa saja terkena PHK.
2. Tipe pembuang. Tipe peminjam ini seringkali meminjam kredit hanya untuk membelanjakan uang pinjamannya tersebut sebagai 'pelarian'. Mereka seringkali tergoda tawaran bunga nol persen. Setelah kesenangan sesaat berakhir, mereka jadi stress kembali dengan cicilan yang besar dan bertumpuk.
3. Tipe pengingin. Tipe peminjam ini adalah orang yang tidak sabaran dan langsung menginginkan barang seketika. Tipe peminjam ini didasari penelitian terhadap sekelompok anak-anak yang kelaparan dan ditawarkan marshmallows. Kepada anak-anak ini ditawarkan jika mereka mau bersabar menunggu 15-20 menit, maka mereka akan mendapatkan dua marshmallows. Hasilnya, setengah anak langsung memakan satu marshmallows di hadapannya dan sisanya memilih bersabar menunggu. Setelah mereka dewasa, kelompok pertama kurang percaya diri, tidak memiliki rencana jangka panjang, pernikahannya buruk, berpendapatan rendah, dan tidak puas dengan pekerjaannya. Sedangkan kelompok kedua memiliki kehidupan lebih baik.
4. Tipe whishers, yakni tipe peminjam yang banyak membaca tentang buku-buku perencana keuangan, namun merasa berat untuk menerapkannya.
5. Tipe pemenang, yakni tipe peminjam yang memanfaatkan secara bijak pinjaman/utang untuk aset yang produktif.
Strategi
Lantas, bagaimana kita bisa tampil menjadi pemenang? Berdasarkan pengalaman saya, janganlah mudah tergoda dengan pinjaman yang menawarkan cicilan nol persen, bunga rendah, dan lain sebagainya. Usahakan pinjaman yang diperoleh benar-benar untuk hal-hal yang produktif. Jangan ambil lebih dari satu pinjaman.
Untuk bisa memiliki rumah, pastikan fasilitas KPR yang kita peroleh sesuai dengan kemampuan menyicil. Jika kita mampu menyicil 10 tahun, lakukan 10 tahun. Jika 15 tahun, lakukan 15 tahun. Jangan tergoda perbedaan Rp 200-500 ribu, lantas kita memilih tenor 20 tahun ketimbang 15 tahun.Â