Mohon tunggu...
Efendi
Efendi Mohon Tunggu... Editor - Saya adalah mantan editor di Investor Daily, suka menulis, mengikuti tren dunia bisnis, ekonomi dan perbankan.

Sarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia Mengamati ekonomi dan perbankan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Berperilaku Cerdas, Tenang, dan Produktif, Kunci Sukses Hadapi Ketidakpastian

29 Juni 2020   23:54 Diperbarui: 30 Juni 2020   00:01 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Do and Don't di saat menghadapi ketidakpastian.

Tentu saja, tindakan ini membuat uang kita habis seketika. Padahal, suasana ketidakpastian menuntut kita untuk memiliki nafas panjang dan persiapan-persiapan dan antisipasi yang memadai berupa berperilaku cerdas yang saya sebutkan di atas.

Pengalaman saya di awal-awal pandemi, saya tetap membeli kebutuhan rumah tangga tiap minggu seperti biasa dan seperlunya saja, tidak ditambah-tambah. Kondisi ini membuat keuangan rumah tangga saya tetap stabil, meskipun sempat ada pemotongan gaji 50%.

Kondisi bekerja di rumah yang tidak mengeluarkan ongkos transportasi dan kebiasaan gaya hidup yang berubah 180 derajat (tidak jalan-jalan dan makan di mall setiap minggunya) turut membantu, sehingga saya tetap dapat menghidupi keluarga dan membayar cicilan kredit, tanpa harus mengambil dana tabungan rumah tangga.

Saya juga tidak harus sampai meminta keringanan cicilan dari bank, karena memang sejak awal saya mengambil kredit sudah mengukur batas kemampuan saya, yakni cicilannya jangan sampai melebihi 30% dari penghasilan bulanan.

Kedua, jangan jual aset produktif penting kita, seperti rumah. Prinsip ini bagi saya penting dilakukan, karena betapa sulit pun kondisi kita, memiliki aset produktif akan lebih nyaman ketimbang kita harus menjual dan tidak memiliki sama sekali aset. Untuk itu, penting bagi saya untuk memilki dana cadangan berupa tabungan ataupun investasi lainnya, sehingga jika kita terkena PHK dan sulit mendapat pekerjaan lagi, kita bisa memaksimalkan aset-aset yang sudah kita akumulasikan bertahun-tahun. 

Terakhir, jangan konsumtif. Ibarat marathon, suasana ketidakpastian membutuhkan nafas yang panjang. Jika kita masih bersifat konsumtif, sama saja seperti orang yang berlari sprint 100 meter, padahal lombanya adalah marathon 25 kilometer. Tindakan seperti ini sama saja seperti bunuh diri dan menguras pengeluaran/tabungan (nafas) kita lebih cepat. Berperilaku cerdas adalah membeli barang sesuai kebutuhan dan fungsi kita, bukan membeli karena brand atau produk baru. 

Akhir kata, jadilah pemenang dalam pertempuran melawan suasana ketidakpastian. Pertempuran ini memerlukan beberapa jurus dan sikap yang telah saya ulas di atas. Apakah Anda setuju....?! Tentu harus setuju jika ingin menjadi pemenang..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun