Ajang Wirausaha Muda Mandiri (WMM) yang digelar oleh PT Bank Mandiri Tbk tidak terasa sudah berusia 9 tahun dan telah melahirkan lebih dari 25 ribu wirausaha muda yang diberikan pembinaan dan pengembangan bisnis baik melalui workshop, coaching, promosi, pemasaran hingga pembiayaan dari bank terbesar di Tanah Air tersebut.
Banyak pengusaha muda inovatif yang kini sukses setelah mengikuti ajang Wirausaha Muda Mandiri. Mereka tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Sebut saja Hendy Setiono, pria kelahiran 30 Maret 1983 ini, sukses menjadi pengusaha kebab dengan merek Baba Rafi yang bahkan sudah terkenal hingga ke negeri jiran, setelah menjadi juara I Wirausaha Muda Mandiri tahun 2007. Usahanya semula hanya Rp 4 juta tapi kini telah memiliki lebih dari 750 outlet di Indonesia dan Malaysia. Usahanya tidak hanya berhenti di Baba Rafi, tapi ekspansi ke waralaba bisnis Piramizza dan Ayam Bakar Mas Mono.
Di Kalimantan Barat ada pemilik Sang Bintang School Fahrurrazi, pemilik Renata Spa F Wan Sonia, pemilik SSCO Micro Syariah Kemal Reza, pemilik O-Degree Cosmetic Mardalina, pemilik Raja Uduk Rizal Kurniady, dan pemilik Bio Filt Indonesia Boy Rangga. Mereka semua, setelah mengikuti ajang Wirausaha Muda Mandiri, bergabung dalam komunitas pengembangann diri dan kewirausahaan Mandiri Wirausaha Forum Chapter Kalbar.
“Ajang tahunan WMM menjadi bukti kuatnya komitmen Bank Mandiri dalam mendorong penguatan kualitas dan kuantitas pengusaha muda pencipta lapangan kerja di Tanah Air. Untuk itu, perseroan terus mengembangkan ajang WMM ini agar dapat menginspirasi dan menarik minat para inovator dan kreator muda di berbagai bidang, termasuk fintech untuk berkompetisi,” tutur Sekretaris Perusahaan Rohan Hafas.
Perseroan juga berupaya mendorong para pemenang dan finalis untuk melindungi hak kekayaan intelektual terkait bisnis yang digeluti melalui berbagai program pelatihan dan pembinaan kewirausahaan sehingga dapat digunakan secara optimal sebagai aset produktif.
Presidenz kreatipz sekaligus Presiden Forum WMM Chapter Kalbar Beny Than Heri mengatakan, di Wirausaha Muda Mandiri, kita tidak sekadar belajar bagaimana menjadi wirausaha yang baik, tapi lebih dari itu, terus menjadi Generasi Muda yang Inovatif dan Peduli.“Ajang Wirausaha Muda Mandiri sangat berkualitas dan sangat disayangkan bila tidak dimanfaatkan dengan turut serta,” jelas Fahrurrazi, pemilik Sang Bintang School dan finalis WMM 2008. Fahrurrazi sukses menjalankan lembaga belajar English 6 Minggu Bisa, setelah menemukan filosofi pendidikan bahwa “Belajar Itu Mudah”. Dengan filosofi tersebut, Fahrurrazi lantas mendirikan lembaga belajar English 6 Minggu Bisa dengan merekrut pengajar bergelar Sarjana Ekonomi. “Ekonomi sebagai studi ilmu yang mengajarkan keefektifan dan efisiensi menjadi inspirasi lahirnya program efektif di Sang Bintang School,” kata dia
Ada juga juara I WMM 2007 Elana Gumilang, yang menjalankan bisnis sebagai pengembang perumahan RSS di Bogor dan kini telah memiliki nilai proyek sebesar Rp 500 miliar pada tahun 2012. Di Batam ada pengusaha terkenal oleh-oleh Khas Batam, yakni Keik Pisang Villa, Denni Delyandri, yang menjadi pemenang kedua WMM 2008. Kini, omzet Keik Pisang Villa pada 2012 lalu telah mencapai Rp 20 miliar.
Di Karawang, juara I WMM 2012 direbut oleh Mery Yani, pengusaha Sumber Telur Kilau, yang memiliki omzet Rp 4,5 miliar pada saat mengikuti WMM. Di Bandung Nurana Indah P menjadi Juara I Mandiri Youth Technopreneur 2011 dengan bisnis pembangkit listrik tenaga arus laut dengan nilai proyek Rp 50 miliar.
Di Palembang ada MGS Syaiful Fadli, juara II WMM 2010, yang memiliki perusahaan CV Sehati Property dengan omzet Rp 100 miliar pada tahun 2012. “WMM mengubah pola pikir saya terhadap suatu usaha dan banyak pelajaran yang berharga saya dapatkan,” jelas Rendy Febrian, pemilik Medan Kerang dan alumni WMM 2015.
Ajang Ciptakan Pengusaha Unggul
Kisah-kisah di atas menjadi bukti bahwa banyak sekali bibit-bibit pengusaha muda di Tanah Air yang bisa sukses berkat inovasi dan kerja kerasnya. Keterlibatan semua pihak (stakeholders), baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, perguruan tinggi, hingga perbankan berperan penting dalam menciptakan ekosistem yang kondusif bagi tumbuh kembangnya wirausaha muda yang tangguh, visioner, inovatif, serta berkeinginan kuat untuk berkontribusi positif bagi masyarakat.
Dengan banyaknya lahir wirausaha muda, daya saing Indonesia sebagai bangsa akan semakin kuat. Melalui tangan-tangan wirausaha muda, akan banyak tercipta lapangan pekerjaan dan inovasi teknologi.
Apalagi keberadaan wirausaha muda juga menjadi prasyarat penting bagi Indonesia untuk menjadi negara maju. Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada populasi entrepreneur yang minimal harus ada 2% dari total populasi negara tersebut. Bandingkan dengan Indonesia yang populasi entrepreneur-nya baru 1,65% pada 2013.
Melalui penciptaan lapangan pekerjaan yang dilakukan oleh para wirausahawan dapat mendorong terjadinya pemerataan pendapatan. Ekonomi domestik juga menjadi kuat, karena berkembangnya para pengusaha domestik, sekaligus memperkuat domestic demand. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasar luar negeri.
Dengan prestasi yang sudah ditoreh alumni Wirausaha Muda Mandiri, ada baiknya para wirausaha muda di penjuru Nusantara menjajal kompetisi ini. Tidak sia-sia, karena hal ini bagaikan membuka pintu dan kunci bagi kesuksesan di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H