Mohon tunggu...
Efendi
Efendi Mohon Tunggu... Editor - Saya adalah mantan editor di Investor Daily, suka menulis, mengikuti tren dunia bisnis, ekonomi dan perbankan.

Sarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia Mengamati ekonomi dan perbankan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mewarnai (Kompas) 50 Tahun Berikutnya

29 Juni 2015   17:55 Diperbarui: 29 Juni 2015   17:55 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja mewarnai (Kompas) 50 tahun berikutnya tidak terlepas dari juru mudi dan nahkoda yang membawa haluan Kompas berlayar. Pada titik ini, adalah menjadi suatu tantangan bagi Kompas, yakni melakukan regenerasi dari Jacob Oetama kepada ‘seseorang’ dengan menyerahkan tongkat estafet yang mampu membaca tantangan bangsa ini dalam 50 tahun ke depan.

Setelah masalah regenerasi di atas terselesaikan dan tertangani dengan baik, fokus perhatian mesti diletakkan pada dua pekerjaan rumah besar, yakni fokus manajemen isu pemberitaan dan pengelolaan bisnis. Pada manajemen isu pemberitaan, penulis menilai selama 50 tahun lalu, Kompas berhasil membangun sistem dan struktur politik, sosial, budaya bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Perbaikan ini tentu saja tidak dapat dipungkiri, tidak terlepas dari manajemen isu pemberitaan Kompas yang selalu mengangkat isu-isu sistem demokrasi, pluralisme, anti korupsi, sebagai ‘sajian’ kepada masyarakat.

Ke depan, sebagai pembaca Kompas, penulis berharap Kompas dapat juga memberikan perhatian lebih banyak terhadap permasalahan-permasalahan ekonomi bangsa. Hal ini mengingat permasalahan ekonomi bangsa ini begitu banyaknya, dengan sistem yang belum mapan dan kuat, sama seperti situasi dan sistem perpolitikan 50 tahun lalu yang telah coba diperjuangkan Kompas ke arah yang lebih baik.

Selama ini, Kompas hanya memberikan ruang bagi berita-berita ekonomi sebanyak 3 halaman, terkadang permasalahan ekonomi pun tidak menjadi porsi utama manajemen isu pemberitaan. Padahal, permasalahan kemiskinan, pengangguran, kualitas pendidikan, kualitas angkatan kerja yang rendah, begitu peliknya. Belum lagi struktur ekonomi yang oligopolistik di berbagai lini usaha hingga tidak adanya industriawan dan pengusaha sejati.

Sebagai pembaca setia Kompas, penulis berharap ‘kisah sukses’ perjalanan Kompas 50 tahun terakhir yang berujung pada terciptanya tatanan struktur politik yang demokratis, pluralisme, anti korupsi, bisa dijalankan kembali oleh Kompas guna menciptakan ekonomi bangsa ini yang kuat, mapan, dan sejahtera.

Sedangkan pada aspek pengelolaan bisnis, Kompas melalui Kompas Gramedia Group, ada baiknya turut mendorong terciptanya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang andal. Hal ini mengingat dalam 50 tahun berikutnya, generasi saat itu bukanlah tipikal generasi saat ini. Generasi 50 tahun berikutnya adalah generasi yang haus akan pendidikan, pengetahuan, produktivitas, dan berdaya saing tinggi.

Dalam 50 tahun berikutnya, Indonesia akan melahirkan 113 juta tenaga kerja terdidik. Bahkan, ada peluang bisnis senilai US$ 1,8 triliun yang tercipta karena lonjakan populasi konsumen dari  45 juta menjadi 135 juta orang. Peluang bisnis sebesar US$ 1,8 triliun itu ada pada sektor jasa, agrikultur, perikanan dan pendidikan. 

Selamat ulang tahun ke-50 tahun Harian Kompas. Mari kita warnai 50 tahun Indonesia ke depan bersama Kompas.

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun