Stabilitas dan komitment bela negara merupakan sendi dasar LMP di dalam membangun dan mewarnai prikehidupan berbangsa dan bernegara sebagai warga negara terhormat dan sejajar dengan bangsa lain di dunia.Â
LMP  berkomitmen untuk mengedepankan  rakyat sebagai subjek dan objek kemajuan bangsa karena LMP menganggap bahwa rakyat adalah  mutiara yang memegang tongkat komando sebagai amanah bagi para pemimpin di Republik ini.Â
Dalam  menjalankan Visi dan Misinya, LMP  mendepankan azas demokrasi sebagai norma semangat gotong royong yang merupakan nilai luhur rakayat Indonesia.  Hal ini dibuktikan dengan telah eksisnya LMP selama  hampir 2 (dua) dasawarsa  sebagai bagian dari civil society yang  menjaga  dan mengawal NKRI
Perjalanan organisasi LMP  selama dua dasawarsa memang tidaklah  mudah. Keberagaman yang  menyatukan dari sebuah perkumpulan besar yang mewadahi  160-an Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tentunya memiliki  tingkat kesulitan sendiri  dan  harus siap menghadapi beragam gejolak di intern LMP sendiri. Berbagai dinamika yang terjadi  selama ini berkaitan dengan masalah kepemimpinan semakin  mendewasakan LMP  untuk lebih mematangkan langkah-langkah organisasi ini  ke depan.Â
Tentunya LMP dapat  mengambil pelajaran tentang pentingnya makna persatuan dan kesatuan dan kembali  merajut  kesatuan yang pernah  koyak. Untuk itu LMP berupaya keras untuk  menjalin  dan merajit kembali silaturrahmi sesama pengurus dan anggota demi terwujudnya tujuan bersama menjaga dan mengawal NKRI.Â
Langkah konsolidari  awal yang dilakukan LMP dalam  upaya memperbaiki jalinan yang terkoyak  adalah dengan mengadakan  Musyawarah Majelis Tinggi Dewan Pendiri (MTDP)  di Balikpapan, tanggal 3 November 2019 lalu. Kegiatan  ini  merupakan upaya  yang  tidak saja untuk menentukan arah LMK ke depan, tapi juga  merupakan langkah suksesi kepemimpinan baru. Hal ini terbukti  dengan terpilihnya secara demokratis Bapak H.M. Arsyad Cannu sebagai  Ketua Umum dan  Anderson Derek Riwoe sebagai Sekretaris Jenderal.
Sebagai rangkaian kegiatan penguatan struktur kelembagaan  dan  upaya mempertegas langkah LMP ke depan,  pasca setelah dilantiknya Ketua Umum pada Musyawarah MTDP di Balikpapan, maka akan dilanjutkan dengan  pelantikan Badan Pengurus Markas Besar  (Mabes) LMP yang baru. Tema sentral yang diusung berkaitan dengan pelantikan tersebut adalah  'Revitalisasi dan Reaktualisasi Organisasi: Penguatan Kader dan Peran Aktif Laskar Merah Putih Dalam Menetralisir Ancaman Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme di Indonesia'.Â
Tema yang diusung ini  merupakan respon LMP atas kondisi obyektif bangsa Indonesia saat ini, yang memerlukan dukungan  LMP sebagai bagian Organisasi Masyarakat (Ormas) yang peduli pada NKRI. Â
Langkah  kepengurusan LMP ke depan tentunya akan  sukses  jika semua elemen dalam tubuh LMP  memiliki kepedulian dan  bertekad untuk bersama-sama menyukseskan dan menjalankan organisasi secara lebih profesional dengan program-program yang tuntas dan terarah serta dengan mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi guna menjawab tantangan ke depan.
 4.  PenutupÂ
Berdirinya  LMP menjadi simbol Bangsa Indonesia untuk  tetap terpelihara kelanjutan dari missi pengabdiannya kepada rakyat dan tanah air tercinta Indonesia. Kelahiran LMP juga didasari atas rasa keprihatinan yang dalam melihat kondisi bangsa yang mulai kehilangan jati diri serta memudarnya rasa nasionalis dan rasa kebangsaan serta semangat patriotisme.