Mohon tunggu...
Elok Fadillah
Elok Fadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembawa Mimpi - Melukis Masa Depan

small circle, private life, peaceful mind

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Kritis: Pancasila sebagai Entitas & Identitas Bangsa serta Profil Pelajar Pancasila dalam Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik Abad 21

17 Mei 2024   09:23 Diperbarui: 17 Mei 2024   09:26 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penerapan di Ekosistem Sekolah

Dalam ekosistem sekolah abad ke-21, penerapan Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa serta perwujudan Profil Pelajar Pancasila dapat diamati melalui berbagai aspek, seperti pembelajaran kolaboratif, lingkungan sekolah yang inklusif, kegiatan ekstrakurikuler berbasis Pancasila, dan penggunaan media digital yang bijak. Di kelas, siswa bekerja dalam kelompok yang beragam, mendorong kerja sama dan gotong royong, dengan guru berperan sebagai fasilitator. Sekolah menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana semua siswa merasa diterima dan dihargai, mencerminkan nilai berkebinekaan global dan persatuan. Kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, organisasi siswa, dan klub debat mempromosikan nilai-nilai Pancasila seperti kepemimpinan yang demokratis, tanggung jawab sosial, dan partisipasi aktif dalam masyarakat. Siswa juga diajarkan untuk menggunakan media digital secara bijak, memanfaatkan teknologi untuk belajar, berkolaborasi, dan menyebarkan konten positif yang mendukung nilai-nilai Pancasila.

Lebih lanjut, dalam pembelajaran kolaboratif, setiap siswa diajak untuk menghormati pendapat dan latar belakang rekannya, mengajarkan pentingnya keberagaman dan kerjasama. Proyek-proyek kelompok yang mengharuskan siswa untuk bekerja bersama memupuk rasa gotong royong dan saling membantu, yang merupakan inti dari Pancasila. Guru sebagai fasilitator memberikan bimbingan dan dukungan, namun juga mendorong siswa untuk berpikir mandiri dan kritis. Metode ini membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta mempersiapkan mereka untuk memecahkan masalah nyata di dunia luar sekolah.

Lingkungan sekolah yang inklusif sangat penting dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila. Sekolah-sekolah yang mempromosikan inklusivitas tidak hanya menghargai perbedaan budaya, agama, dan latar belakang sosial, tetapi juga mendorong siswa untuk belajar dan tumbuh dalam lingkungan yang saling menghormati. Hal ini mencerminkan nilai-nilai berkebinekaan global dan persatuan, memastikan bahwa setiap siswa merasa diterima dan dihargai tanpa diskriminasi. Melalui kegiatan seperti perayaan hari-hari besar keagamaan dan budaya, sekolah dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di antara siswa.

Kegiatan ekstrakurikuler berbasis Pancasila seperti pramuka, organisasi siswa, dan klub debat memainkan peran penting dalam pengembangan karakter siswa. Pramuka mengajarkan nilai-nilai seperti kedisiplinan, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial. Organisasi siswa memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar tentang demokrasi dan partisipasi aktif dalam masyarakat, dengan cara memimpin dan mengorganisir kegiatan yang bermanfaat bagi sekolah dan komunitas. Klub debat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, serta mengajarkan siswa untuk berargumen secara logis dan menghargai perbedaan pendapat.

Penggunaan media digital yang bijak juga menjadi salah satu aspek penting dalam pendidikan abad ke-21 yang berbasis Pancasila. Siswa diajarkan untuk memanfaatkan teknologi secara positif, seperti mencari informasi yang valid, berpartisipasi dalam diskusi online yang konstruktif, dan membuat konten yang mendukung nilai-nilai Pancasila. Penggunaan media digital juga membantu siswa mengembangkan literasi digital yang kritis, sehingga mereka mampu mengidentifikasi dan menghindari informasi palsu serta konten negatif yang dapat merusak moral dan etika.

Kesimpulan

Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia memainkan peran fundamental dalam membentuk karakter dan kepribadian peserta didik di era globalisasi yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan mereka dari belenggu pembelajaran konvensional menjadi kunci utama untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Pendidikan ini tidak hanya memberikan pengetahuan akademis tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, sehingga peserta didik mampu menjadi individu yang seutuhnya. Integrasi nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum memastikan bahwa setiap mata pelajaran tidak hanya menekankan aspek kognitif, tetapi juga membentuk karakter dan moral peserta didik. Metode pengajaran yang inklusif dan partisipatif serta penggunaan teknologi yang bijak adalah langkah penting untuk mencapai tujuan ini. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menginternalisasi nilai-nilai seperti beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, serta berpikir kritis dan kreatif dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Dalam ekosistem sekolah yang inklusif dan kolaboratif, penerapan Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa dapat diamati dari pembelajaran di kelas hingga kegiatan ekstrakurikuler. Lingkungan sekolah yang inklusif mencerminkan nilai berkebinekaan global dan persatuan, di mana setiap siswa merasa diterima dan dihargai tanpa memandang latar belakang mereka. Kegiatan ekstrakurikuler yang mempromosikan nilai-nilai Pancasila membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan yang diperlukan untuk berkontribusi positif dalam masyarakat. Dengan pendekatan yang komprehensif ini, sekolah dapat memastikan bahwa Pancasila tidak hanya diajarkan sebagai konsep teoretis, tetapi benar-benar diinternalisasi dan dipraktikkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang berfokus pada pengembangan Profil Pelajar Pancasila memastikan bahwa generasi muda Indonesia tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan global dengan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman. Generasi ini diharapkan dapat berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta memelihara kebhinekaan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun