Mohon tunggu...
Efatha F Borromeu Duarte
Efatha F Borromeu Duarte Mohon Tunggu... Dosen - Ilmu Politik Unud, Malleum Iustitiae Institute

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meneropong Doktrin Militer: Solusi Kemenangan Sempurna atau Jurang Kegagalan?

9 Januari 2023   07:41 Diperbarui: 12 Januari 2023   09:20 1701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Personel gabungan TNI-Polri melakukan patroli di pegunungan wilayah Sigi, Sulawesi Tengah. |Foto: ANTARA FOTO/Rangga Musabar/

Halo para pembaca!

Doktrin militer adalah suatu pandangan atau prinsip yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang dalam bidang militer. 

Doktrin ini berguna untuk memberikan petunjuk tentang cara terbaik untuk mencapai kemenangan dalam perang.

Doktrin militer meliputi berbagai aspek, seperti strategi, taktik, struktur organisasi, dan penggunaan sumber daya. Doktrin militer juga menentukan bagaimana negara menanggapi ancaman dan menjalankan operasi militer, serta cara berkomunikasi dan bekerja sama dengan negara lain.

Doktrin militer yang efektif adalah yang mampu memberikan solusi yang tepat dalam situasi yang berubah dan dapat diimplementasikan dengan efisien oleh kekuatan militer negara tersebut. 

Namun, doktrin militer yang tidak efektif bisa menyebabkan negara tersebut gagal menanggapi tantangan yang dihadapi dan mengalami kekalahan dalam perang.

Salah satu contoh gagalnya doktrin militer adalah Operasi Pendataran di Vietnam: Pada tahun 1965, Amerika Serikat melakukan intervensi militer di Vietnam dengan tujuan menghentikan penyebaran komunisme di Asia Tenggara. Namun, setelah lebih dari 10 tahun perang, Amerika Serikat gagal dalam mencapai tujuan tersebut dan akhirnya menarik seluruh pasukannya dari Vietnam pada tahun 1973. 

Vietnam War Sumber: Reddit.com
Vietnam War Sumber: Reddit.com

Operasi ini merupakan salah satu contoh gagalnya doktrin militer karena Amerika Serikat tidak mampu mengalahkan pasukan Viet Cong dan mencapai kemenangan militer yang durabel.

Selanjutnya Operasi Kudeta di Mali: Pada tahun 2012, sekelompok tentara Mali melakukan kudeta terhadap pemerintahan sah di negara tersebut dengan tujuan mengalihkan kekuasaan ke tangan mereka sendiri. Namun, setelah lebih dari satu tahun, negara tersebut masih dalam kekacauan politik dan terus terjadi pertempuran antara pasukan pemerintah dan tentara pemberontak. 

Militer Mali berjanji akan menggelar pemilu pasca melakukan kudeta. Foto/Benalla Ensign
Militer Mali berjanji akan menggelar pemilu pasca melakukan kudeta. Foto/Benalla Ensign

Ini menunjukkan bahwa doktrin militer yang digunakan dalam kudeta tersebut tidak cukup efektif dalam mencapai tujuan akhir yang diinginkan.

Masih banyak contoh yang dapat diangkat. Tetapi mari kita telisik beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan dalam doktrin militer untuk menjadi bahan evaluasi dalam memperbarui doktrin sesuai dengan perubahan situasi. Berikut beberapa kumpulan kajian strategis yang perlu diperhatikan dalam pengembangan doktrin militer dalam kondisi perang-perang masa depan.  


Pertama, doktrin seringkali tidak fleksibel. Doktrin dibuat dengan asumsi bahwa situasi perang akan selalu sama, namun situasi perang sering berubah secara cepat dan tidak dapat diprediksi dengan tepat. Ini menyebabkan doktrin sulit diikuti jika situasi perang berubah, sehingga mengurangi keefektifan doktrin dalam mencapai kemenangan (Smith, 2005).


Kedua,
terkadang terlalu terfokus pada kemenangan militer, dan tidak mempertimbangkan implikasi sosial dan politik dari perang. Ini dapat menyebabkan doktrin dianggap tidak etis atau tidak dapat diterima oleh masyarakat (Pfaltzgraff, 2004).


Ketiga, masih berorientasi pada masa lalu. Doktrin sering dibuat berdasarkan pengalaman perang di masa lalu, yang tidak selalu relevan dengan situasi perang saat ini. Ini dapat menyebabkan doktrin tidak efektif dalam menangani perubahan teknologi atau taktik yang terjadi dari waktu ke waktu (van Creveld, 1999).

Keempat, doktrin terlalu bergantung pada teori dan tidak cukup berdasarkan pada data empiris. Ini dapat menyebabkan doktrin tidak memiliki dasar yang kuat dan tidak dapat diandalkan dalam situasi perang yang sebenarnya (Luttwak, 2002).


Kelima,
doktrin kadang kala hanya bergantung pada satu individu atau kelompok individu tertentu yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang doktrin tersebut. Ini dapat menyebabkan doktrin tidak dapat dipertahankan dengan baik setelah individu atau kelompok individu tersebut tidak lagi terlibat dalam proses pengambilan keputusan (Kilcullen, 2006).


Keenam,  dalam implementasinya pertimbangan terhadap konteks sosial dan politik kadang terabaikan saat kondisi perang terjadi. Ini dapat menyebabkan doktrin tidak efektif dalam menangani perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan politik (Boyd, 1987).

Ketujuh, doktrin militer yang terlalu bergantung pada asumsi tentang kemampuan lawan dapat menjadi tidak efektif jika asumsi tersebut ternyata salah. Ini dapat menyebabkan negara tidak siap menghadapi lawan yang lebih kuat atau lebih lincah daripada yang diasumsikan, atau sebaliknya, terlalu siap menghadapi lawan yang lemah dan tidak mampu memberikan tantangan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa doktrin militer tidak terlalu bergantung pada asumsi tentang kemampuan lawan, tetapi juga memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kemampuan lawan seperti kekuatan militer, teknologi, dan kondisi politik dan ekonomi (Luttwak, 2002).

Kedelapan, doktrin militer hanya mengalkan pada satu taktik atau strategi tertentu dapat menjadi tidak efektif jika lawan menggunakan taktik atau strategi yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa doktrin militer memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan perubahan situasi dan tidak terlalu bergantung pada satu taktik atau strategi tertentu (Kilcullen, 2006).

Walaupun doktrin militer perlu selalu untuk diperbarui sesuai dengan perubahan situasi politik dan militer di dunia, ada beberapa bukti doktrin militer yang berhasil dan efisien oleh kekuatan militer negara tersebut. Berikut beberapa studi kasus keberhasilan doktrin militer di dunia, diantaranya:

The Battle of Waterloo, by William Sadler II 
The Battle of Waterloo, by William Sadler II 
  • Operasi Penaklukan Kekaisaran Napoleon pada 1815 - Keberhasilan doktrin militer dalam mengalahkan Napoleon dan mengembalikan stabilitas ke Eropa.
    Shaka Zulu Image: twitter.com @Shaka Zulu 
    Shaka Zulu Image: twitter.com @Shaka Zulu 

  • Operasi Penaklukan Kekaisaran Zulu pada 1879 - Keberhasilan doktrin militer dalam taktik untuk mengalahkan kekaisaran Zulu dan mengembangkan wilayah Inggris di Afrika Selatan.
    Qing Emperor. Sumber: Quora
    Qing Emperor. Sumber: Quora

  • Operasi Penaklukan Kekaisaran Qing oleh tentara Jepang pada tahun 1895 - Keberhasilan dari doktrin militer untuk mengalahkan kekaisaran Qing dan mengambil alih kekuasaan di Cina.
    Penolakan PKI di Madiun. Sumber: www.sejarahone.id
    Penolakan PKI di Madiun. Sumber: www.sejarahone.id

  • Operasi Penumpasan PKI (Partai Komunis Indonesia) pada 1965 - Keberhasilan doktrin militer dalam menangani potensi komunis di Indonesia.

  • Operasi Restore Hope pada 1992-1993 - Kefektifan doktrin militer dalam menangani konflik bersenjata dan memberikan bantuan kemanusiaan di Somalia.
    coffeeordie.com
    coffeeordie.com

  • Operasi Desert Storm pada 1991 - Peran dari keberhasilan doktrin militer dalam menangani ancaman terhadap Kuwait yang diserang oleh Irak.

  • Operasi Cyclone Nargis pada 2008 - Contoh dari keberhasilan doktrin militer dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan menangani bencana alam di Myanmar.

  • Operasi Neptune Spear pada 2011 - Keberhasilan doktrin militer dalam taktis operasi dalam menangani ancaman terorisme dan menangkap pemimpin teroris Osama bin Laden.
    Personel gabungan TNI-Polri melakukan patroli di pegunungan wilayah Sigi, Sulawesi Tengah. |Foto: ANTARA FOTO/Rangga Musabar/
    Personel gabungan TNI-Polri melakukan patroli di pegunungan wilayah Sigi, Sulawesi Tengah. |Foto: ANTARA FOTO/Rangga Musabar/
    Operasi Gerak Saka pada 2018 - Bukti dari keberhasilan doktrin militer dalam menangani aksi terorisme di Poso, Sulawesi Tengah.

Sejatinya dari beberapa contoh keberhasilan doktrin militer di atas dapat dikatakan bahwa doktrin militer yang "genius" dapat memberikan panduan yang berguna bagi militer dalam mencapai kemenangan dalam perang (Sun Tzu, 1996). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun