Ada sekitar 30 tas goodie baru berupa totebag yang kumiliki selama periode Juni-November 2024. Ini kuperoleh dari sejumlah event offline yang kuhadiri. Sebagai seorang wanita, tak bisa kutampik bahwa tampilannya memang terlihat lucu.
Sebagian dihias dengan gambar dan warna manis yang menggemaskan, ada yang dihias dengan campaign brand tentu saja, dan ada juga yang polosan atau hanya dilabeli nama perusahaan. Macam-macam tampilannya.
Ke 30 tas goodie ini menambah jajaran puluhan totebag yang kumiliki dari event-event sebelumnya.
Sebagai informasi, tas goodie atau sering disebut goodie bag adalah tas jinjing atau kantong yang digunakan untuk menyimpan merchandise berupa barang yang diberikan pada acara seminar, workshop atau ulang tahun. Dan kebanyakan memang bentuknya berupa totebag.
Mengingatkan kembali tujuan totebag
Beberapa tahun lalu, penggunaan plastik sekali pakai di minimarket Jakarta resmi dilarang. Aturan ini tertuang di Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan dan Pasar Rakyat. Â
Untungnya, bukan hanya Jakarta saja yang menerapkan aturan ini. Beberapa kota lain juga turut serta.
Meskipun begitu, seturut pengalamanku, masih ada beberapa minimarket di luar Jabodetabek yang memberikan akses ke plastik sekali pakai dengan tambahan Rp200 per plastiknya.
Dari sana, opsi penggunaan paperbag dan totebag mulai bermunculan dengan beragam varian. Varian bahan ya maksudnya. Dan mulai ramai diperjualbelikan.
Seingatku, dulu saat nangkring masih kerap berlangsung di Kompasiana, wadah merchandisenya beragam tapi didominasi paperbag premium tebal, ada juga berupa pouch, salah satu brand beauty yang beberapa tahun lalu bekerjasama dengan Kompasiana bahkan mengemas bingkisannya dalam kotak rotan berwarna putih yang sampai saat ini masih kumanfaatkan jadi wadah botol skincare di kamar. Lebih bermanfaat dan masa pakainya lebih panjang.Â
Kembali lagi tentang goodibag dalam rupa totebag.
Ya, kita ingatkan kembali bahwa menghadirkan totebag, selain fungsinya melengkapi gaya, benda ini sejak semula ditujukan untuk mempermudah peserta seminar membawa merchandise. Setelahnya, diharapkan bisa menjadi opsi bagi pemilik untuk menggunakan benda ini dalam kesempatan berbeda, termasuk berbelanja. Dengan begitu, upaya bersama untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, perlahan-lahan bisa ditekan.
Sayangnya meski warna dan designnya tampak elok, kurasa beberapa brand lupa untuk memaksimalkan fungsi dari totebagnya. Sebab 6 dari totebag baru yang kumiliki, ringkih sekali. Bahkan ada yang sobek oleh isi merchandise mereka sendiri. Jadi fungsinya apa jika menampung isinya saja sudah tak kuasa?Â
Wadah campaign yang fashionable sekaligus upaya jaga Bumi
Sebetulnya memilih totebag sebagai wadah merchandise menurutku sangat tepat. Apalagi jika terbuat dari bahan terbaik yang kokoh dan kuat untuk digunakan terus-terusan.
Jika sudah memilih bahan terbaik, baru deh kasih design yang terbaik pula. Jangan lupa sematkan campaign yang sedang berjalan di sana.
Totebag adalah salah satu tas yang mudah sekali dimix and match. Bisa digunakan ke berbagai kegiatan; ke kampus, liburan, nongkrong, bahkan untuk belanja.
Lihat saja mahasiswa-mahasiswi saat ini, ngga jarang yang kelihatan ke kampus modal totebag doang. Bicara soal pekerja, totebag itu barang yang ngga boleh ketinggalan, lumayan banget buat nampung kotak bekal makan, cadangan sendal atau sepatu selama di kantor, cemilan, botol minum dan printilan lain yang harus dibawa. Bicara soal ibu-ibu? Golongan satu ini lebih butuh lagi. Terutama saat akan berbelanja bulanan. Kalau bisa hemat dengan penggunaan totebag, ngapain beli baru? Betul?!
Artinya, target penggunanya sebenarnya luas sekali. Anak muda dan orang tua, laki-laki dan perempuan, cocok-cocok saja memakainya.
Tapi sekali lagi yang perlu dicatat, bahwa totebag yang akan dibawa dan diandalkan kemana-mana ini adalah totebag dengan kualitas terbaik, bahan tebal, kuat, nyaman dan sanggup menampung banyak beban tanpa khawatir jebol.
Kalau kemudian kita harus bicara design dan warna, sepertinya itu adalah urusan kedua.
Maksudku adalah, jika memang akan menggunakan totebag sebagai salah satu media campaign, maka buatlah totebag yang terbaik.
Menyajikan totebag dengan kualitas terbaik sebagai media campign akan meningkatkan intensitas penggunaannya oleh pemilik. Campaign yang kamu cantumkan di tas jinjing tersebut juga akan berpotensi dibaca dengan baik oleh orang-orang di lokasi tujuan ataupun sepanjang perjalanan menuju ke sana.
Bisa dibilang, selain menawarkan tambahan gaya, pengenalan brand atau campaign, mengeluarkan totebag sebagai wadah merchandise adalah langkah yang baik untuk menjaga Bumi dari gempuran sampah plastik sekali pakai. Dengan catatan, totebagnya pun terbuat dari bahan yang terbaik pula, seperti kanvas, kain blacu, spunbond, kain drill, atau kain goni.
Bagaimana campaign yang disematkan di totebag akan diingat orang kalau sekali pakai saja sudah sobek?
Alih-alih mengurangi sampah plastik, totebag ringkih dan mudah sobek justeru berpotensi jadi ancaman baru.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI