Angka hutang pinjol di Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total pembiayaan dari pinjaman online (pinjol) atau peer-to-peer (P2P) lending mencapai 61,1 Triliun pada Februari 2024 - CNN Indonesia.
Angka ini menjadi semakin menarik ketika data Statistik Fintech OJK pada tahun 2023 saja menyebutkan, peminjam berada di rentang usia 19-34 tahun yang mengambil porsi Rp26,9 Triliun dari total pinjaman atau sekitar 54,06%.
Rentang usia yang masuk dalam kategori generasi Z dan Milenial ini tidak hanya tercatat sebagai kelompok usia penerima terbesar kredit pinjol, tapi juga kelompok usia penyumbang utama kredit macet pinjol.
Gen Z, Millenial dan jerat pinjol berkepanjangan
Ada banyak alasan dibalik hutang pinjol pada generasi ini. Sebut saja kemudahan proses pengajuan, hanya perlu unduh aplikasi dan KTP lalu tak lama kemudian, uangpun bisa dicairkan.
Belum lagi, hidup berdampingan dengan dunia digital, termasuk financial technology (Fintech) membuat kedua generasi ini mudah sekali memahami berbagai teknologi pinjaman digital seperti pinjol, paylater dan yang lainnya.
Sayangnya, teknologi ini tidak diikuti dengan seleksi terhadap pinjol yang akan digunakan dan edukasi yang sepadan antara pendapatan dan kemampuan bayar. Tidak heran bila harus berurusan dengan gagal bayar. Kalau sudah gagal bayar, terutama pada pinjol ilegal, dari mental hingga finansial pasti jadi taruhan.
Sepertinya sudah jadi rahasia umum kontak para pengutang pun turut serta jadi target para debt collector. Yang ngutang siapaaa, yang ditagih siapaa. Dan sebagai penerima pesan, ini sungguh sangat mengganggu.
Satu karena utang dia bukanlah urusan saya, dan yang kedua, tidak nyaman sekali sampai saya harus tahu urusan keuangan orang lain yang dibocorkan oleh orang lain pula. Memang, jika tak bijak dalam menggunakan teknologi yang serba mempercepat urusan ini, privasipun tinggal kenangan.
Bukan hanya nama baik yang tercoreng, mediaindonesia.com pada tahun 2023 menyebutkan bahwa jumlah orang yang bunuh diri karena terjerat hutang pinjol tercatat mencapai 25 orang. Angka ini tertinggi sejak 5 tahun terakhir.
Yang lebih merepotkan lagi, Direktur Ekonomi Digital Center of Law Economi and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menyebutkan bahwa tujuan pinjam ini adalah untuk memenuhi perilaku konsumtif nasabah yang sifatnya leisure, seperti menonton konser, jalan-jalan, dan membeli perangkat elektronik baru.
Sebenarnya, pinjol itu bisa kok, hanya, kamu perlu pertimbangkan sekali, dua kali, tiga kali hingga berkali kali. Kalau bisa dihindari. Tapi kalau benar-benar kepepet dan harus, maka kamu bisa berpegangan pada poin-poin di bawah ini:
- Harus terdaftar mau meminjam ke lembaga mana dan pastikan lembaga tersebut terdaftar serta diawasi oleh OJK
- Hindari pinjol ilegal
- Hutang yang terbaik adalah hutang yang kita sudah tahu bagaimana cara membayarnya dan disesuaikan dengan kemampuan kita
- Mengetahui dengan jelas tujuan atau penggunaan hutang nantinya
- Pastikan hutang maksimal angsuran 30% dari penghasilan
- Pastikan hutang bersifat produktif, bukan konsumtif.
Hedon itu bolehhh, asalll
Melihat fenomena repotnya kehidupan terjerat pinjol ini, Adira Finance bekerjasama dengan Kompasiana menyelenggarakan talkshow dengan mengangkat topik "Ikutan Curhat Finansial, Dapetin Tips Investasi yang Keren Abis."
Talkshow ini menghadirkan Ayu Sara Herlia selaku Financial Literacy Specialist sekaligus Founder @mamaber.uang, ada pula Indra Meyman Harefa selaku Head of Region Non Auto Business Adira Finance serta Dwi Nopianto AXI Adira Finance.
Dalam talkshow ini, Sara menyampaikan bahwa hedon atau sifat yang berkaitan dengan kemewahan dan pemborosan, itu bisa bisa sajaaa. Sah sah pulaa. Asalll, ada uangnya.
Bukankah hidup perlu dinikmati setelah berjuang, bekerja diomelin bos, ngambil hati ke calon client setengah mati? Ya perlu!
Cumaaa, ngga pake ngutang juga.
Hal yang sama pun berlaku dengan urusan frugal living.
Frugal living boleeh, tapi jangan sampai hidup dalam keterbatasan dan apa-apa jadi ngga punya juga.
Frugal living sendiri adalah mengurangi pengeluaran dengan membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan sambil menghindari pemborosan.
Sayangnya, ada miskonsepsi urusan frugal living ini. Penerapannya tak melulu oleh orang kaya, tapi frugal living antara orang dengan penghasilan 5jt, tentu tak sama dengan orang yang berpenghasilan puluhan juta.
Nah, daripada hidup terlalu berhemat ria dan membatasi belanja kebutuhan, akan jauh lebih baik bila menambah penghasilan lewat kerja sampingan.
Kiat menambah pemasukan
Dalam talkshow disebutkan ada beberapa kiat untuk menambah pemasukan, sebut saja menawarkan kemampuan kepada teman, menjadi driver online saat punya waktu senjang, melakukan kegiatan afiliasi hingga jadi agen lembaga keuangan seperti AXI Adira Finance.
Mengenal AXI Adira Finance
AXI Adira Finance adalah salah satu program bagi mereka yang ingin mendapatkan tambahan penghasilan tanpa menganggu pekerjaan utamanya. Siapa saja dari golongan mana saja selama sudah memiliki KTP, bisa mendaftarkan diri menjadi agen AXI Adira Finance.
Tidak usah khawatir, mereka yang tidak memiliki pengalamanpun mempunyai kesempatan yang sama sebagai agen sebab akan ada pelatihan dan training untuk meningkatkan kapasitas.
Sebagai agen, kamu juga berkesempatan untuk mendapatkan poin business reward hingga jalan-jalan keluar negeri hanya dengan menawarkan dan mengarahkan nasabah yang membutuhkan pinjam produk MAXI seperti kredit multiguna yang meliputi pinjaman dana tunai yang diperuntukkan memenuhi kebutuhan modal usaha, renovasi rumah, wisata, pendidikan, kesehatan hingga kenduri.
Bagi peminjam, produk ini tentu akan sangat bermanfaat terutama bila digunakan sebagai hutang produktif. Bermodal pinjaman jaminan BPKB motor atau mobil, pelanggan bisa memulai usaha yang diharapkan bisa meningkatkan taraf hidupnya.
Tenang saja, Adira Finance merupakan lembaga keuangan yang terdaftar dan diawasi oleh OJK kok. Meskipun begitu, sebagai penulis, saya tetap ingin menyampaikan poin utama ini, jika bisa dihindari, hindari berutang. Namun jika memang sangat diperlukan, kepepet dan harus, pastikan meminjam ke lembaga terpercaya seperti Adira Finance.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H