Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Tas Branded, Lebih dari Sekadar Bicara Fashion dan Style

19 April 2024   10:23 Diperbarui: 19 April 2024   15:35 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara soal belanja, biasanya identik dengan perempuan dewasa, sedikit keributan ditambah secuil penyesalan setelahnya.

Berdasarkan pengalaman orang-orang terdekat, belanja, terutama bila produk yang dibelanjakan adalah produk branded yang harganya selangit, kerap memicu perdebatan dalam rumah tangga. Apalagi jika tidak disertai dengan diskusi sebelumnya.

Sebetulnya, luxury brand atau barang branded itu, penting ga sih?

Ngapain lah itu beli barang-barang mahal, orang yang murah juga bentukannya sama kok. Fungsinya juga sama.

Pertanyaan ini kan yang biasanya dihadapi kalau beli barang mewah untuk diri sendiri?

Kita harus tarik balik lagi ke peribahasa lama yang sebetulnya masih relevan hingga kini. Ana rega ana rupa kalau kata orang Jawa. Ada harga ada rupa.

Kualitas benda dengan harga yang tinggi biasanya jauh lebih baik. Pada akhirnya, kita akan bicara soal ketahanan dan jangka waktu pemakaian yang lebih panjang.

Selain lebih hemat, nyaman digunakan, tetap tampil mewah, stylish, kontribusi penekanan sampah karena masa pakai yang lebih rendah juga bisa lebih ditekan.

Belakangan, paradigma luxury brand dibagi dua. Dulu dan sekarang.

Jika dulu kepemilikan benda mahal untuk "menguatkan" status, sekarang lebih ke ekspresi diri, termasuk salah satunya self reward. Dulu hanya sebatas properti, kini berubah peran jadi aset investasi.

Jadi bila ditanya, sebetulnya luxury brand atau barang branded itu, penting ga sih?

Jawabannya, tergantung tujuan pembelian kamu untuk apa.

Kalau pada akhirnya kita bicara self reward, penting untuk kamu mengetahui catatan dan batasan keuangan agar tidak boncos di akhir bulan. Kamu bebas pakai kemana saja, kapan saja dan diperlakukan bagaimana saja.

Tapi kalau pada akhirnya sebelum belanja kamu sudah paham betul bahwa barang branded juga bisa dijadikan investasi, tentu pertimbangan kamu akan jauh lebih matang lagi.

Harga belinya, brandnya, tujuan penggunaannya nantinya, bagaimana perawatannya, hingga pertimbangan bisa dipinjamkan atau tidak.

Luxury brand itu apa saja sih?

Bila harus dibreak down, personal luxury goods terdiri dari perhiasan, pakaian, dompet, sepatu, dan handbag. Yang mana, ternyata memiliki nilai permintaan yang cukup tinggi kedua di pasarnya setelah mobil mewah.

Kali ini, yuk, bicara seputar tas kesukaan para wanita yang harganya menjulang tinggi itu.

Seperti yang sudah dimention di atas, di balik harganya yang selangit, ternyata belanja barang luxury brand atau branded ini juga lebih dari sekadar bicara style, lho!

Tas branded sebagai investasi

Hal ini diungkapkan dalam obrolan perayaan ulang tahun ke 36 tabloid Nova yang mengangkat tema Strategi Pintar Atur Uang untuk Merawat Kemewahan.

Dalam kesempatan tersebut, Diah Kusumawardani Wijayanti, salah satu perempuan inspiratif Nova bercerita, bagaimana ia sempat mengalami finansial yang kurang kuat di tahun-tahun awal mendirikan yayasan.

Yayasan tari yang didirikannya, nyatanya membawa dampak yang amat baik bagi banyak orang. Ucapan-ucapan terima kasih tulus yang datang padanya membuatnya semakin yakin bahwa apa yang dilakukannya harus tetap berjalan.

Untungnya, saat itu Diah memiliki sejumlah tas branded. 

Usai membuat janji temu dengan sang pembeli, Diah cukup kaget, rupanya tas-tasnya dihargai setara dengan harga belinya beberapa tahun silam. Tidak kurang.

Artinya, meski sudah dikenakan bertahun-tahun, nyatanya harga jual tas branded miliknya masih bisa diadu. Padahal, ia sempat pasrah jikapun tas-tas kesayangannya itu dihargai lebih rendah dari harga belinya dulu mengingat masa pakainya yang sudah panjang.

Urusan finansial untuk yayasan yang diberikannya secara cuma-cuma kepada generasi muda di sekitar yayasan, akhirnya beres juga lewat bantuan tas-tas mewahnya.

Bukan investasi dong? Kan ga dapat untung!

Oke, jadi sebetulnya, banyak juga kok tas branded second yang dijual dengan harga lebih tinggi dibanding harga belinya.

Tapi penting pula diingat bahwa penentuan harga jual ini disesuaikan dengan kondisi tas kamu juga.

Kiat merawat tas branded

Kamu mungkin pernah melihat sebuah video, dimana seorang wanita memutuskan untuk melindungi tasnya daripada kepalanya. Tak perlu heran, wanita itu tahu persis apa yang sedang dilakukannya.

Sama seperti barang mahal lainnya, agar tas mewahmu dihargai setara atau mungkin lebih tinggi dari harga belinya di masa depan, kamu juga perlu memberikan sejumlah perawatan pada tas-tas tersebut, seperti:

1. Hindari memasukkan benda tajam ke dalam tas

Benda tajam berpotensi menusuk bagian dalam tas bahkan menembus hingga keluar. Ini tentu akan merusak bagian tertentu tas yang berpotensi besar mengurangi nilai jualnya.

Pun jika ingin direparasi, akan butuh biaya besar memperbaikinya.

Benda tajam yang dimaksud tak melulu tentang pisau ya, bisa jadi pulpen atau benda-benda sejenis yang bisa merusak tas.

Tentang pulpen, benda ini, sengaja atau tidak, bisa berpotensi pula mencoret kulit tas yang dampaknya juga sama. Mengurangi nilai jual, dan memaksa kamu merogoh kocek untuk memperbaikinya.

2. Bersihkan tas usai digunakan

Usai digunakan, bersihkan kembali tas dari kemungkinan debu yang menempel.

Angin-anginkan juga beberapa saat sebelum kemudian disimpan di lemari penyimpanan.

3. Memastikan suhu ruang penyimpanan tas tetap terjaga

Dilansir dari website lavergne.id, tas-tas branded sebaiknya disimpan dalam suhu 65 derajat Fahrenheit. Jika disimpan di atas suhu tersebut, maka tas berisiko terkena jamur atau menjadi lapuk. Sesuaikan juga kelembapan ruang penyimpanan tas, atur kelembapan di 30-40%.

Jangan lupa juga maksimalkan penyimpanan tas dengan penggunaan silika gel selama tidak digunakan. Dust bagnya jangan lupa juga, ya!

4. Hindari penggunaan tas ke sembarang tempat

Keputusan penggunaan tas ini mungkin akan menuai pro dan kontra.

Salah satu tujuan beli tas kan ya buat dipamerin. Masa pakenya juga pilih-pilih tempat sih?

Ga salah juga. Mau pakai ke pasar buat nyimpen kangkung biar kayak artis beken Syahrini juga sah-sah saja kok. Orang tas sendiri.

Terserah mau dipakai kapan dan dimana saja.

Tapi kembali lagi, jika tujuan penggunaan tas adalah untuk investasi, jauh lebih bijak jika lebih selektif akan tujuan penggunaannya.

Sebaiknya hindari menggunakan tas mahal ke tempat-tempat yang berpotensi tinggi merusak tas, seperti pasar, keramaian yang tak terjaga, konser outdoor, dan sejenisnya.

5. Segera bawa ke jasa reparasi bila ditemukan jamur atau kulit yang mengelupas

Jika ingin harga jualnya naik di kemudian hari, sebelum berbelanja, sebaiknya kamu juga sudah mengalokasikan biaya perawatan untuk tas mewah.

Ada beberapa kondisi yang memaksa kamu harus segera membawa tasmu ke jasa reparasi sebelum keadaan tas semakin parah, seperti jamur, atau kulit yang mengelupas.

"(Tas) Chanel yang vintage dulu belinya kisaran Rp 10jt an, sekarang bisa jual Rp18-20 juta. LV Noe yang tahun-tahun lama juga punya nilai jual yang bagus padahal sudah dipakai bertahun-tahun." Begitu kata Marisa Tumbuan selaku Founder Irresistible Bazaar dilansir dari kompas.com.

Jadi begitu, tas mahal tidak hanya bicara soal status yang ingin diakui, fashion semata, atau flexing saja. Lebih dari itu, tas-tas mahal juga bisa digunakan sebagai aset investasi di masa depan.

Biar demikian, bagi yang sudah berkeluarga, pastikan sudah mendiskusikan hal ini dengan pasangan agar tidak menimbulkan keributan mengingat harganya yang cukup mencengangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun