Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Larut dalam Nukilan "Prasa" dan "Kelir", Cara Yon Bayu Pikat Pembaca Lewat Bedah Novel

14 November 2023   23:15 Diperbarui: 14 November 2023   23:42 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana tidak, selain disajikan di satu ruangan khusus yang nyaman dan bisa menampung 60-70 tamu undangan itu, meski sebenarnya bisa, Yon Bayu tetap memutuskan untuk menggunakan dua pembaca nukilan berbeda bagi masing-masing novelnya.

Selain tampil lebih segar, pembawaan masing-masing pembaca nukilan juga bisa saling masuk dan menyesuaikan dengan cerita sehingga menyuguhkan nuansa cerita yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Bu Retno dengan pertikaian ringan Paksi dan Dyah yang disertai sedikit bumbu romantis itu, serta Bu Devie dengan tingkah nakal, manja dan penasaran ala bocah kecil yang entah bagaimana membuat perempuan paruh baya yang tetap tampak cantik itu terlihat seperti anak kecil yang menggemaskan.

Bu Devie saat membacakan nukilan novel
Bu Devie saat membacakan nukilan novel "Prasa" dengan ekspresif | Foto: Dokpri

Cara yang cukup ampuh untuk mengalihkan satu novel dengan novel lainnya di benak dan imajinasi undangan. Peluncuran sekaligus bedah novel ini pulalah yang membuatku paham seberapa besar dampak dari seorang nukilan bagi imajinasi pembacanya.

Penilaian yang adil dari para pemateri

Aku sempat khawatir akan ada bias dalam penilaian novel ini. Sebab, Yon Bayu yang namanya sudah mentereng di kalangan Kompasianers, mengundang Pak Isson Khairul yang juga seorang Kompasianer sekaligus wartawan serta Bp. Sunu Wasono yang adalah seorang pengarang.

Nyatanya kekhawatiranku tak beralasan. Kurasa undangan yang lain juga sepakat denganku soal ini. Di telingaku saja, kontra keduanya pada masing-masing novel terdengar cukup getir.

Bagaimana sisi jurnalis seorang Yon Bayu masih berkuasa penuh akan cerita dan pengemasan kisahnya turut jadi sorotan Pak Isson yang disertai dengan anggukan tamu undangan.

Catatan-catatan menarik dari Pak Isson dan Pak Sunu tentu bukan untuk menjatuhkan namun jadi perbaikan untuk karya-karya mengikut di hari yang akan datang baik bagi seorang Yon Bayu pun bagi para tamu undangan yang hadir dan memberi perhatian dengan catatan-catatan tersebut.

Bukan hanya dari pemateri saja, tamu undangan juga ternyata memiliki ketertarikan sendiri dengan kedua novel tersebut. Ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang masuk dan mengantri untuk dijelaskan oleh sang penulis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun