Mengenal usia produktif sawit
Ya, ternyata memiliki alat berat juga bisa jadi ladang usaha. Pikiran ini tercetus ketika beberapa waktu lalu, aku berbincang ringan dengan salah satu orang terdekat yang memiliki lahan sawit.
Lucunya lagi, aku baru menyadari ini ketika ternyata di luar sana, pemilik-pemilik proyek bangunan besar itu juga tak semua memiliki alat beratnya sendiri, beberapa juga ada yang memutuskan untuk sewa dari pihak ketiga karena harganya yang relatif lebih murah.Â
Menurut temanku, usaha sawit memang menjanjikan untuk para petani. Tak harus puluhan, 3-5 Ha saja sebetulnya sudah lebih dari cukup untuk hidup - mari kesampingkan sebentar hidup mewah nan glamor yang tentu tak terpikirkan untuk dilakukan oleh para petani - termasuk menyekolahkan anak setinggi-tingginya.
Tentu banyak pula pertimbangan soal biaya hidup ini, termasuk inflasi dan meningkatnya harga dari tahun ke tahun. Namun, memiliki beberapa Ha tanaman sawit, menurutnya sudah bisa untuk hidup cukup. Tak mewah tak pula susah.
Enaknya lagi, usaha sawit ini cukup sekali tanam saja namun bisa panen hingga 25 tahun ke depan. Inilah yang disebut usia produktif sawit. Selanjutnya, petani melakukan replanting atau peremajaan.
Replanting ini bertujuan untuk mewujudkan keberlanjutan di industri sawit serta meningkatkan 20-30% hasil kebun dan produktivitas kelapa sawit rakyat tanpa membuka lahan yang baru.
Petani tumbang sawit, pemilik excavator panen legit
Ketika para petani sawit mulai menumbang tanamannya, saat itulah pemilik alat berat mulai "panen" versi mereka.
Sebagai informasi, salah satu alat berat yang diandalkan untuk menumbang sawit adalah excavator.
Harganya beragam, tergantung jenis excavator dan kondisinya yang ingin kamu beli. Membeli dalam kondisi baru memang bikin harga excavator lebih mahal, rentang harganya 900jt an hingga millyaran. Namun kondisinya hingga puluhan tahun ke depan tentu lebih awet dan terpercaya.
Bisa juga sebetulnya beli yang bekas. Banyak kok website yang menawarkan dan menyediakan wadah untuk pemilik yang ingin jual alat berat bekas seperti Scanina.
Hanya saja, kamu perlu trik-trik khusus bahkan mungkin bantuan dari profesional agar kamu tak memilih unit yang salah.
Jangan sampai rencanamu menghemat untuk memulai usaha, justeru berakhir rugi karena lebih banyak pengeluaran untuk reparasi unit di sana sini.
Tipsnya sih, perbanyak referensi dulu dan tanya-tanya secara rinci kondisi unit bekas yang ingin kamu beli. Bahas secara detail dengan orang terpercaya, lalu berkunjung ke lokasi untuk lihat langsung unit.
Hindari langsung percaya dengan penjelasan yang disampaikan secara daring, hindari pula melakukan transaksi sebelum berbicara dan melihat langsung unit yang menarik perhatianmu.
Minta tolonglah pada teman yang menurutmu cukup profesional dan bisa diandalkan untuk mengenali kualitas excavator dengan baik. Ajak ia untuk melakukan inspeksi menyeluruh terhadap seluruh unit, jangan ragu bertanya pada pemilik atau perantara yang jual excavator sampai pertanyaan-pertanyaanmu terjawab lengkap. Sesuaikan kembali, apakah penjelasan pemilik unit sesuai dengan kondisi unit yang sedang kamu cek.
Bila beruntung, kamu bisa mendapatkan alat penumbang sawit ini dengan harga di bawah 600jtan berkualitas mumpuni. Sekali lagi, pastikan barang yang kamu beli masih bisa diandalkan dan kokoh untuk melaksanakan tugasnya.
Balik lagi tentang "panen" versi pemilik alat berat. Seturut pengalaman temanku sih, biaya sewa alat berat yang dimanfaatkan untuk menumbang sawit berkisar Rp 30jt dengan minimal 100 jam pemesanan. Padahal, di satu wilayah saja, tak jarang total kebun sawit mencapai ribuan bahkan ratusan ribu Hektare banyaknya.
Berdasarkan literatur dari Universitas Teuku Umar, sebuah excavator dapat digunakan dari tahun 2007 hingga 2018. Ini artinya unit ini memiliki umur ekonomis selama 11 tahun pemakaian.
Jadi gimana? Tertarik mau usaha jasa sewa alat berat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H