Tangan laki-laki itu terus bergerak. Di jemarinya, ia menggenggam pensil, sedang telapak tangannya sibuk menekan kertas canvas agar tak berpindah tempat.
Sesekali matanya melirik ke depan, memperhatikan target yang sudah dikunci dari awal.
Sampai akhirnya nanti, coretan di kertas canvas akhirnya diberikan pada target. Katanya, i love your shirt, i love your tattoos, i love your hair, i love your dog. Macam-macam. Yang jelas, ia selalu melihat sesuatu untuk dicintai dari sang target.
Di gerbong subway ke enam itu, ia membagikan cintanya lewat karya. Lewat hasil lukisan tangannya.
Mengenal Devon Rodriguez
Adalah Devon Rodriguez, pelukis yang berasal dari Bronx, New York, Amerika, yang sering turun naik subway di berbagai negara untuk melancarkan aksinya.
Tenang saja, aksi ini bukan hal buruk yang menakutkan, kok.
Bagi pengguna Tiktok, mungkin konten yang dibagikan Devon Rodriguez pernah lewat di for your pagemu. Secara umum, gambaran di atas adalah konten yang kerap ia bagikan.
Meski respon penerima bermacam-macam, kebanyakan dari mereka menerimanya dengan bahagia.
Dalam salah satu unggahannya, Devon pernah menyebutkan dua tahun yang lalu, orang-orang bilang, bahwa Tiktok bukanlah jalan untuk menjadi seorang artis sukses. Ia berhasil membuktikan bahwa ucapan itu salah, kini ia menjadi Portrait artist dengan followers terbanyak di dunia.
Sama seperti yang pernah kubahas tentang Fadil Jaidi, Kreator Konten asal Bekasi yang konsisten dengan satu niche, Devon juga melakukan hal yang sama. Ia berburu "target" di dalam subway, duduk di depan target, melukisnya, lalu membagikannya di Tiktok.
Namun selain itu, ada sejumlah alasan lain, kenapa pelukis ini layak dikagumi dan dijadikan inspirasi.
5 alasan menyukai Devon Rodriguez
Selalu memiliki sudut pandang yang berbeda
Di mata orang lain, pria dengan tanduk, botak dan memiliki tato di sekujur tubuhnya, mungkin adalah sesosok pria aneh dan menakutkan yang tak perlu didekati.
Berbeda dengan Devon, ia selalu memiliki sudut pandang lain yang membuat orang merasa berharga. Tidak ada yang jelek di matanya, tak ada yang aneh di hadapannya. Baginya semua sama indahnya.
Bisa dibilang, target lukisnya selalu "unik". Ada yang sekujur badannya penuh tato, ada yang berbadan sangat berisi, ada yang sangat kurus, ada yang matanya hitam menyeluruh, hingga ada pula yang bertanduk.
Sekali saja orang melihat hasil lukisannya, tentu akan sepakat, manusia-manusia yang dikira aneh itu, indahnya luar biasa.
Gambar itu seolah bicara, bahwa semua manusia sama cantiknya.
Tulus berbagi cintaÂ
Pernah di sebuah bandara, saat menunggu crew pesawat memanggil penumpangnya, Devon melukis seorang wanita paruh baya dengan posisi tampak samping.
Seperti biasa, ia menyerahkan hasil lukisannya menggunakan tangan kanan, sedang tangan kirinya menggenggam ponsel mengabadikan momen serah terima tersebut.
How much? Tanya sang penerima. Devon lekas memberitahu bahwa lukisan itu hanya sebuah hadiah. Gratis. Katanya lagi, ia hanya sedang belajar dan tengah memoles kemampuan lukisnya.
Sama halnya pada target lukisannya yang lain di Subway. Iya memberikannya secara cuma-cuma. Dan uniknya, ia selalu memberikan hasil lukisannya kala Subway bersiap untuk berhenti. Usai menyerahkan "hadiahnya", Devon akan buru-buru turun dari subway.
Katanya, ia suka melihat orang lain tersenyum melihat pemberiannya. Spread the love!
Tak pelit dengan targetnya
Di beberapa konten terakhirnya, Devon tak pelit berbagi dengan sang target.
Ia yang kini telah memiliki 20jt an lebih followers Tiktok, masih berkenan menandai sang target di postingannya.
Tak perlulah ditanya keuntungan untuk akun yang ditag, tentu pemilik akun akan mendapatkan eksposur yang besar dari Devon.
Namun dampaknya untuk Devon? Ngga tau, mungkin kebahagiaan pribadi kali ya? Bisa bikin orang lain senang, seperti ucapannya dalam tiap kontennya.
Sebagaimana yang aku sampaikan di poin kedua, Devon tak pernah mengharapkan sedikit imbalanpun dari orang-orang yang dilukisnya. Tapi mungkin, semesta turut bahagia lewat kebaikan sederhananya dan berniat membalasnya.
Tak jarang Devon mendapatkan tawaran balik sebagai balas budi dari hadiahnya. Ada yang meminta izin untuk memeluknya, ada yang menawarkan gratis potong rambut, ada juga yang menawarkan untuk mengantarkannya pulang ke rumah dengan menggunakan mobil mewah, Lamborgini. Terbaru, Devon bahkan dapet sponsor dari Warner Bros saat Premier film Black Adam. Ia juga berkesempatan memberikan hasil lukisannya langsung pada The Rock, Pierce Brosnan dan Aldis Hodge.
"Hei, Pierce! I drew you! I drew you!" Katanya kala bertatap langsung dengan sang Aktor.
Hmmmm... Ini sih lebih dari yang diberi, yaa?!
"Random acts of kindness can sometimes lead to even bigger acts of kindness" - Devon Rodriguez
Lukisan yang cantik dan hidup
Di pinggir jalan dengan sedikit cuaca berangin, Devon kembali melukis.
Di hadapannya, ada seorang Bapak bernama Nigel dengan sebuah puppet di tangan kanannya.
Saat menyerahkan hadiahnya, Devon bertanya sepintas tentang nama puppet itu.
Katanya, si puppet adalah anak sang Bapak. Lalu tak lama, Nigel mulai berlinang air mata "It is what it is" Ujarnya sembari memandang Devon dalam-dalam.Â
Devon sepertinya bisa menangkap pesan dalam ucapan tersebut. Ia mundur setelah mengucapkan terima kasih dan memberi waktu pada Nigel menikmati kertas di genggamannya.
Kita tentu tahu arah percakapan ini kemana. Seperti seorang bapak yang kehilangan putri kecilnya, lalu membuka lembaran kenangan baru dengan puppetnya.
Sepintas dilihat, atraksi bapak itu biasa saja. Namun lukisan Devon menyampaikan hubungan antara boneka dengan si bapak dengan sangat sangat baik.
Konten singkat dengan makna yang sangat dalam
Yang menarik adalah, konten Devon diracik dengan sangat manis dalam durasi yang singkat.
Namun meski singkat, kita bisa menangkap sejuta bahagia di sana. Ada yang tak bisa berkata-kata, ada yang ternganga memandangi lukisan dirinya, ada yang menahan diri untuk tak histeris, ada yang merangkulnya bahagia, ada pula yang tak kuasa menahan derai air mata.
Yang jelas, konten singkat olahan Devon dan timnya ini, sampai pula pada penonton kontennya. Coba saja tonton sendiri, mungkin kamu juga akan merasakan percikan cinta yang sama.
Karena katanya, cinta dan bahagia bersifat menular. Semoga cinta yang sama bisa kamu rasakan juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H