Beri edukasi dengan baik
Saya di tahun 2015 sudah berbeda dengan saya di tahun 2022 terutama tentang pemahaman terkait asuransi.
Saya sangat sepakat bahwa asuransi penting sekali ada dalam sebuah keluarga. Urusannya nyawa soalnya. Saya juga sudah nikmati sendiri betapa asuransi berkali kali "sembuhin" saya dari penyakit lambung yang saya derita tanpa biaya.
Tapi, saya sangat tidak setuju bila sales asuransi memberikan penjelasan mirip kereta api. Cepat dan terburu-buru, terutama bagi mereka yang first-time insurance buyer. Kasihan. Mungkin karena dulu saya sudah pernah rasain kali ya?!
Ngebayangin hal yang sama terjadi ke adik-adik yang belum paham sepenuhnya, belum dapet gaji yang cukup untuk menutupi biaya ini dan itu, tapi harus ngeliat gajinya dipotong dengan nominal yang lumayan tinggi padahal dia sendiri ngga tahu untung rugi asuransi tersebut buat dirinya sendiri apa saja. Rasanya ngga tega.
Sedikit tips bagi adik-adik yang baru pertama kali berurusan dengan asuransi, jangan menyetujui apapun dalam kondisi terburu-buru. Katakan saja dipelajari dulu, dan akan datang kembali kalau berminat. Karena memang semestinya begitu.Â
Pembeli asuransi pertama kali harus diedukasi perlahan sampai benar-benar paham. Kasih dia baca info sedetail-detailnya kalau bisa berulang-ulang.
- Biayanya berapa?
- Penyakit apa saja yang dicover dan apa yang tidak?
- Bagaimana cara penggunaan asuransinya?
- Asuransi bisa dipakai di rumah sakit mana saja?
- Polis dikirim ke mana?
- Bagaimana cara menutup polis?
Pokoknya dijelasin sedetail-detailnya. Bukan malah ambil kesempatan dari ketidakpahaman mereka.
Sisi positif dari Covid-19
Ya, sebagian dari kita memang kehilangan banyak orang, banyak cinta, dan banyak sumber penghasilan selama Covid-19.
Terlepas dari kesedihan yang melanda, ternyata kita diberi satu hal positif yang memaksimalkan rasa waspada. Asuransi.