Begitu diplatting, huaaa, tampilannya oke, rasanya manteb, pedesnya kebangetan (kalau di aku, ya).
Belum lagi, makannya di samping kolam ikan dengan berkeliling hijaunya desa wisata Bilebante. Hah! Sulit ini kita temukan di ibukota!
Jadilah sajian ini menjadi bidikan kamera peserta yang berangkat ke Mandalika. Memang tampilannya saja sudah menggugah selera.
Cerita di balik Ayam Merangkat.
Tapi tahu ngga sih, ternyata ada cerita di balik Ayam Merangkat yang masih terus terjadi hingga saat ini.
Ayam Merangkat adalah ayam yang disajikan oleh pihak keluarga pria ketika pengantin perempuan telah memasuki rumahnya.
Proses pernikahan pasangan juga tergolong unik. Istilah yang digunakan di wilayah setempat adalah "penculikan"
Begini, ketika seorang laki-laki menyukai seorang gadis, dia akan menculik perempuan tersebut untuk diajak menikah.
Terlepas dari keduanya sama-sama saling menyukai, atau hanya salah satu saja yang memberi hati.
Bila bertepuk sebelah tangan, aksi penculikan akan terjadi dengan drama yang lebih dalam. Menurut Beliau, aksi ini bisa melibatkan tetua untuk melancarkan keinginan pemuda mendapatkan gadis impiannya. Semacam kerjasama gitu.
Begitu awamnya, bila terjadi aksi penculikan dan ada yang menyaksikan, warga akan membiarkannya begitu saja. Sudah paham bahwa hal itu adalah bagian dari tradisi bagi mereka yang akan menikah. Menarik!
Atau aksi penculikan bisa juga terjadi ketika gadis sedang enak-enaknya terlelap. Diculik aja gitu pas lagi bobo.