Dulu, Lombok disasar sebagai lokasi pariwisata tempat berbulan madu dan libur musim tertentu. Dampaknya, wisatawan yang datang pun terbatas di waktu-waktu tertentu saja. Bila ini terus terjadi, imbasnya tidak bisa dipandang sebelah mata.
Mulai dari pelaku UMKM lokal yang kesulitan untuk memasarkan produknya yang berarti berdampak pula pada penghasilannya, hingga negara yang kehilangan devisa sampai nama negara yang dikalahkan oleh nama provinsi. Bali misalnya, wisatawan mancanegara lebih mengenal Bali dibandingkan Indonesia itu sendiri.
Cara Baru Mengangkat Pariwisata di Mandalika
Dalam seminar International Conference Mandalika yang mengangkat tajuk "Infinity Experiences of Nature and Sport Tourism" di Raja Hotel Mandalika pada tanggal 1 Desember lalu, topik ini menjadi bahasan menarik.
Diskusi serius sebagai upaya untuk mengenalkan Destinasi Super Prioritas (DSP) Mandalika lebih jauh lagi ke mata dunia, seiring dengan hadirnya Sirkuit Mandalika yang telah digunakan di gelaran World Superbike pada 19-21 November lalu.
Di samping itu, konferensi ini juga dilakukan bertujuan untuk mencari berbagai solusi agar kedepannya produk wisata di Mandalika dapat dipertahankan dan tidak hanya gelaran "panas-panas di awal saja".
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif /Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dalam seminar tersebut hadir pula:
- Bp. Adi Prinantyo dari Wartawan Kompas
- Ibu Ekawati Moncarre
- Bp. Dr. M Firmansyah selaku Dosen Sarjana dan Pascasarjana FEB UNRAM
- Ibu Helianti Halim
- Bp. Muhammad Farid Zaini selaku Event Director
- Bp. Hendra Noor Saleh, serta..
- Bp. Zacky Badrudin
Setidaknya, berikut adalah upaya yang telah dan sedang terus digembleng agar lebih siap menyambut cara wisata terbaru yang tak kalah seru di Mandalika dalam rangka mendukung kemajuan pariwisata Wonderful Indonesia.
Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE)
Mandalika memiliki berbagai kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk menarik wisatawan. Salah satunya adalah keindahan alamnya. Salah satu yang digarap terhadap Mandalika sejak 2010 silam adalah membuatnya menjadi tempat yang ramah untuk pelaksanaan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).
Tak lagi hanya sekadar tujuan wisata, Mandalika juga kini layak menjadi tempat gelaran acara-acara besar yang sudah mulai dilangsungkan. Dengan begitu, ketika peserta MICE menyelesaikan tugasnya, mereka tetap dapat menikmati keindahan alam Mandalika sebelum kembali ke kediaman.
Sport Tourism
Tren wisata usai pandemi kini mulai bergeser. Wisata alam menjadi primadona, solo travelling atau bersama keluarga, pengunjung lebih memiliki aktivitas outdoor atau kesehatan dan tour pribadi, menawarkan akomodasi nyaman, tidak crowded, CHSE standard dan aman.
Sebut saja L'etape Indonesia by Tour de France, Superbike yang sudah berlangsung bulan lalu, Rinjani 100 dan terbaru akan hadir MotoGP yang rencananya akan dihelat pada Maret 2022 mendatang, serta sederet event olahraga lainnya.
Olahraga bertaraf internasional yang diselenggarakan di Mandalika ini akan menampilkan spot-spot terbaik alam Mandalika untuk dilewati peserta olahraga sebagai upaya pengenalannya terhadap dunia.
Di sisi berbeda, pihak penyelenggara juga membuat berbagai upaya agar Mandalika tetap bisa dikenang meski acara selesai diselenggarakan.
L'etape Indonesia by Tour de France sebelumnya misalnya, empat Jersey yang diperebutkan terdapat corak batik Sumbawa serta ilustrasi gunung Rinjani.
Wisata Halal
Perlu digarisbawahi, bahwa ketika membawa istilah wisata halal di sebuah tempat, tujuannya bukan untuk mengubah destinasinya, melainkan untuk memperluas jangkauan pasarnya.
Ini jugalah yang dilakukan di Mandalika. Membuat Mandalika menjadi wisata halal dapat menarik minat berbagai negara penganut Muslim bisa datang berkunjung dengan rasa aman dan nyaman. Selain itu, jangkauan pasar produk pangannya juga akan lebih terbuka luas.
Upaya-upaya yang DilakukanÂ
Untuk bisa mencapai wisata baru tersebut, tentu dibutuhkan serangkaian upaya, berupa:
1. Meningkatkan jumlah pelaku UMKM
Sekitar 330 UMKM terdaftar dan berpartisipasi meramaikan gelaran WSBK yang lalu. Menurut berbagai referensi, penjualan UMKM lokal meningkat drastis hingga mencapai 80% saat pelaksanaan World Superbike (WSBK). Pencapaian ini diklaim bahkan lebih dari target penjualan.
Produk yang banyak terjual adalah kaos dan topi WSBK. Hal ini tentu menjadi udara segar bagi pelaku usaha lokal setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Bila hal yang sama diberlakukan pada gelaran olahraga bertaraf nasional maupun internasional lainnya, akan lebih banyak lagi UMKM yang terbantu.
2. BrandingÂ
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah branding. Tak peduli berapa banyak produk pangan baru yang diciptakan, produk wisata yang dibuat sedemikian rupa indahnya, bila tak diikuti branding yang tepat maka sulit untuk mengenalkannya.
3. Memperbaiki Infrastruktur
Untuk pertama kalinya, pada tanggal 8 November 2021 pada jam 23.01 WITA, pesawat kargo Boeing 777 selaku pesawat terbesar di dunia untuk kategori pesawat komersial bermesin ganda, mendarat mulus di Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid, NTB yang berangkat dari Bandar Internasional Hamad di Doha, Qatar.
Kehadiran pesawat raksasa ini bertujuan untuk menurunkan logistik WSBK milik maskapai Qatar Airways. Ini merupakan salah satu bukti bahwa landasan pacu dan apron baru Bandara Internasional Lombok cukup mumpuni untuk melayani pesawat-pesawat berbadan lebar.
Terus memperbaiki dan menyempurnakan infrastruktur merupakan langkah terpenting untuk membuka lebih luas pariwisata Mandalika. Tak hanya jalanan, penting juga diberi perhatian terhadap fasilitas umum seperti toilet, jembatan, konstruksi bangunan, hingga jaringan listrik penting untuk diperhatikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H