Menyedihkan sekaligus lucu, ini pengalaman saat banjir menghadang
Tahun 2017 silam, ada pengalaman yang bisa dibilang menyedihkan sekaligus lucu ketika hujan reda usai turun selama berjam-jam lamanya dan menyebabkan banjir di sekitar kantor serta perjalanan menuju ke sana. Untungnya sekarang lagi WFH, ngga ada lagi cerita ngadepin banjir 2021 menuju kantor.
Jadi begini ceritanya, beberapa meter di depan gerbang kantor, terdapat selokan yang lebarnya ngga begitu besar tapi cukup dalam. Sepinggang perempuan yang tingginya cuma 155 cm tidak sampai kayak aku ini. Â
Sebetulnya, awalnya aku ngga tau kalau ternyata selokan tersebut sedalam itu. Sampai akhirnya, kami -- rekan sepekerjaan -- berjalan beriringan menuju warteg untuk membeli makan siang yang sudah jadi langganan selama bekerja di sana dengan kondisi banjir yang hampir sampai semata kaki.
Hanya semata kaki sebetulnya, tapi sanggup juga menyamarkan jalanan berlubang termasuk selokan yang kuceritakan di awal tadi. Belum lagi warnanya yang super coklat bikin jalanan makin tidak terlihat.
Sambil saling mengingatkan untuk berhati-hati sebelum melangkah, kami melangkah super pelan-pelan. Baru saja mau mengingatkan bahwa salah satu temanku sedang melangkah di arah selokan, eh, dia udah masuk duluan.
Kami berlima hanya bengong, sebetulnya ini menyedihkan. Kami juga kadung kasihan sama Novi -- begitu kami memanggilnya -- yang sudah parkir sembarangan di dalam selokan. Ngga disangka, temanku yang masih sempat menyelamatkan plastik makan siangnya dengan mengangkat tanggannya tinggi-tinggi ini tiba-tiba ketawa. Makin lama makin terbahak.
Alih-alih makin kasihan, aku ikutanlah ngetawain, disambut lagi sama teman-teman yang lain. Jadilah kami terbahak-bahak dulu di atas sambil ngeliatin Novi yang masih nangkring di selokan sambil terus ikut tertawa.
Bahaya jalanan berlubang saat hujan
Tahun 2016 lalu pun demikian. Pekanbaru disoroti karena ada setidaknya dua pengendara motor yang terjerembab dalam lubang di tengah jalan. Sayangnya lagi, tidak ada tanda pada daerah sekitar jalanan berlubang itu untuk memperingatkan pengendara agar tak melewatinya. (Sumber: ini)
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebanyak 85% zona musim di Indonesia (ZOM) telah memasuki musim hujan. Hal tersebut berdasarkan hasil pemantauan hingga menjelang akhir Desember 2020. Secara umum, curah hujan pada Januari -- Maret 2021 diprakirakan berkisar antara 200 -- 500mm/bulan. Dan jumlah ini cenderung lebih tinggi dibandingkan tahun 2020. Ini juga menunjukkan bahwa dengan tingginya curah hujan, maka maka potensi terjadinya banjir di bulan-bulan tersebutpun ikut meningkat. (Sumber: ini)
Sama seperti dua contoh di atas, jalanan berlubang sangat membahayakan dan berpotensi mencelakakan. Dalam kondisi tidak sedang banjir saja, jalanan berlubang dapat mengganggu kenyamanan penumpang dan merusak kendaraan. Bagaimana lagi jika berlubang, tidak ada perbaikan, dihadapkan pula pada urusan banjir yang akan datang?
Perasaan malu menghadapi orang-orang, kerugian materi yang ditimbulkan jika ada kerusakan kendaraan, potensi terluka pada pejalan kaki atau korban yang terjerembab dalam lubang adalah sederet bahaya jalanan berlubang saat banjir.
Jika jalanan tersebut bukan merupakan jalanan yang sering dilewati, kamu bisa mengikuti beberapa tips di bawah ini, agar tidak terjerembab dalam jalanan berlubang di musim banjir:
- Berkendara dengan kecepatan sedang atau rendah
- Jagalah jarak aman dengan pengendara lain sehingga jika pengendara di bagian depan terjerumus pada lubang, kamu masih bisa dan memiliki waktu untuk melakukan rem pada kendaraan agar terhindar dari lubang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI