Ada juga yang walaupun sudah lihat dari arah berlawanan ada pejalan kaki lain, masih saja sempet-sempetin ngobrol satu dua kalimat. Ngga jarang banget nih terjadi adegan tubruk menubruk di sini. Kalau sudah begitu nah, yang ditubruk melototin seolah-olah dia yang disakiti. Ih!
3. Memainkan handphone di jalanan sempit
Teknologi memang membuat segala hal menjadi serba mudah. Sayang, banyak orang tidak bisa memilih dimana tempat yang tepat untuk mengoperasikannya.
Menggunakan handphone saat berjalan tentu membuat fokus terbagi. Fokus untuk memperhatikan layar handphone dan menyelesaikan yang tengah dikerjakan di sana, sekaligus fokus memperhatikan jalanan. Fokus yang terbagi membuat pengguna melamban. Menjaga keseimbangan dari dua pekerjaan yang sedang dilakukan di saat yang bersamaan.Â
Saat ada pengguna jalan dari arah yang berlawanan, mau ngga mau kita yang ada di posisi belakangnya harus nunggu nih mereka selesaikan dulu urusan handphone-ya baru bisa berjalan normal kembali. Kalau ngga, sabar menunggu jalanan di sisi berlawanan kosong, agar bisa mendahului.
4. Menggunakan jalanan yang dikhususkan untuk penyandang disabilitas
Indonesia belum bisa dikatakan tempat yang nyaman untuk penyandang difabel, namun tidak bisa juga dikatakan buruk. Ada beberapa tempat umum yang telah menyediakan jalan khusus untuk mereka, terutama kelompok tunadaksa.Â
Lagi-lagi kita bicarakan area stasiun. Jalanan miring di sebelah tangga turun naik untuk keluar masuk peron, itu sebetulnya dapat mereka gunakan, sayang, saat penumpang membludak mengantri untuk keluar masuk peron, hak dan tanggung jawab diabaikan. Yang penting bisa masuk peron dulu deh yang cepet.
Bagi tunadaksa yang kebetulan ada di antaranya hanya bisa menunggu sampai peron reda agar bisa lewat melalui jalanan tersebut. Kalau mau menerobos bersamaan mungkin sama saja dengan membahayakan diri sendiri.
5. Naik tangga di sisi turun dan sebaliknya.
Nah ini juga. Di setiap tangga 2 arah, itu ada simbol panah ke atas untuk mereka yang akan menggunakan tangga menuju ke atas. Dan simbol bulat dengan garis horizontal berwarna merah untuk mereka yang akan turun. Ini ditujukan agar penggunaan tangga lebih rapi dan pengguna tidak saling bertubrukan.Â
Namun banyak juga yang abai. Memang sih, simbol ini hanya jelas terlihat saat kita akan menaiki tangga karena simbol tersebut dipasang di masing-masing anak tangga yang bagi pengguna pertama kali yang akan turun itu tidak akan terlihat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H