Adakah di antara kita yang di masa sekarang pernah melontarkan pertanyaan "Seandainya waktu bisa diputar kembali?"Â
Jika ya. Apa yang ingin kita perbaiki? Apa yang ingin dihindari agar tak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan di masa depan? Apa itu yang membuatmu merasa bersalah telah memilih keputusan tersebut di masa lalumu? Adakah?Â
17 Again dan Sebuah PilihanÂ
Di masa SMAnya, seorang Mike O'Donell yang diperankan oleh si ganteng Zac Efron memilih untuk meninggalkan arena basket dan berlari ke arah kekasihnya, Scarlet Porter (Diperankan oleh Allison Miller) yang tengah mengandung buah cinta keduanya.Â
Keputusan ini berarti pula bahwa keinginannya untuk mengejar beasiswa kuliah harus terhenti di saat yang bersamaan.Â
Seperti kehidupan pada umumnya, selalu ada sesuatu yang dikorbankan untuk sebuah keputusan. Yang menjadi pertanyaan adalah, sudahkah keputusan ini yang terbaik di masa depan?Â
Pertanyaan inilah yang menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi Mike. Dua dekade pernikahan mereka berlangsung dan dia kehilangan arah hidup. Bahkan istrinya memutuskan untuk bercerai dengannya. Bukan hanya itu, keluarga yang dibangunnya bahkan lebih berantakan tanpa sepengetahuannya.Â
Anaknya Alexander O'Donnel (Sterling Knight), anak lelaki kebanggaan yang dirasa dapat mewarisi kemampuan bermain basketnya bahkan gagal sebelum memulai.Â
Dirinya tidak mengetahui putranya menjadi bahan bullyan di sekolah terutama di tengah-tengah tim basket sekolah, takut untuk bergaul, bahkan tidak berani untuk sekedar berbicara dengan wanita yang disukainya. Mike lupa untuk mencari tahu lebih jauh kondisi putri cantiknya yang menjalin hubungan dengan seorang pemain basket dengan sikap sehari-harinya yang tak terpuji. Dia tidak menyadari, bahwa ada banyak kejadian yang telah luput dari perhatiannya, yang bahkan hampir saja mengancam masa depan kedua anaknya.Â
Mike O'Donnel benar-benar hilang arah dalam kehidupannya. Sampai di satu titik, sebuah kejadian menariknya ke masa lalu.Â
Masa di mana dirinya menjadi seorang bintang di lapangan basket yang tidak ada satu orangpun yang dapat menandingi. Masa dimana dirinya membuat keputusan untuk berlari meninggalkan lapangan dan memilih jalan hidup yang telah diabaikannya selama 2 dekade terakhir. Sebuah keajaiban yang menariknya menjadi sosok yang kembali muda. Dirinya di saat berumur 17 tahun.Â
Konsistensi Dalam PilihanÂ
Meski sarat dengan nasihat, film ini dibungkus dengan komedi, dan romantisme antara pasangan suami dan istri, ayah dengan anak, sekaligus sebuah gambaran persahabatan yang sangat baik. Sehingga seluruh pesan dapat tersampaikan dengan baik kepada seluruh penonton termasuk anak.Â
Net Gold yang diperankan oleh Thomas Lennon memegang kendali yang sangat apik untuk menyampaikan gambaran persahabatan yang baik antara dirinya dengan Mike O'Donell dewasa. Tidak ada sedikitpun dirinya meninggalkan sahabatnya bahkan ketika Mike akan diceraikan oleh istrinya.Â
Juga saat Mike harus menerima kenyataan dirinya kembali menjadi remaja berumur 17 tahun, Net ada di sana berpura-pura menjadi ayah bagi sahabatnya demi bisa sekolah di tempat yang sama 2 dekade lalu. Makna persahabatan yang sesungguhnya. Ada dalam setiap kondisi. Tak hanya ada saat butuh saja.Â
Disamping sebuah persahabatan yang hangat, Maggie, Putri Mike yang diperankan oleh Michelle Trachtenberg dan Stan yang diperankan oleh Hunter Parrish hadir memberikan pesan yang sangat dalam, terkhusus bagi remaja di seluruh dunia melalui ucapan Mike yang kembali muda bahwa hubungan suami dan istri akan jauh lebih baik jika dilakukan dengan pasangan yang benar-benar akan menjadi pasangan hidup. Bukan karena romantisme remaja yang bersifat sementara saja.Â
Mike melakukan kesalahan di masa mudanya, dan ia tak ingin kedua anaknya terjebak di permasalahan yang sama. Sayang, Mike kehilangan kendali atas pilihannya. Dan keajaiban yang menyeretnya menjadi muda kembali menjadi langkah awal untuk menyadarkannya ke pilihan semula.Â
Jarak yang tanpa disadari menjadi tembok pemisah kini telah diketahui, Mike memberikan seluruh kemampuannya untuk berbenah dan menggenggam erat pilihannya di awal. Pilihan yang menjadi alasan baginya untuk meninggalkan tahta kekuasaannya di lapangan basket sekolah. Perjalanan ini pula yang mengantarkannya berjuang untuk membatalkan gugatan cerai dari sang istri. Lalu semua kembali membaik.Â
Film ini menurutku rekomendasi film keluarga yang dapat dinikmati saat bersantai di akhir pekan. Pesan-pesan yang tersirat juga dapat disampaikan kembali dengan mudah oleh orang tua dengan gaya bahasa ringan untuk mempermudah anak mengerti.Â
Film 17 Again dan Poin Pentingnya
Ada banyak film-film senada yang dapat dinikmati, namun pada umumnya, film-film SMA tersebut berfokus pada romantisme remaja saja. Mean girl dari luar negeri atau Dilan dari Indonesia.Â
17 Again menampilkan sisi lain dari romantisme remaja yang kadang tidak terkontrol, atau sudah diingatkan oleh orang tua namun akhirnya merasa terkekang hanya karena melihat teman-temannya melakukan hal tersebut lalu mulai ikut-ikutan.Â
Bagaimana masa remaja sepatutnya dimaksimalkan untuk mengembangkan potensi diri tanpa lupa untuk bersosialisasi sebagaimana Mike mengajari putranya untuk bermain basket namun tetap mampu menaklukkan hati sang pujaan.Â
Mike memang berkesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. Namun, dalam kehidupan nyata, benarkah hal tersebut bisa terjadi?
Ini seharusnya bisa menjadi sebuah pertanyaan yang mengarahkan anak untuk berpikir matang sebelum memutuskan sesuatu agar tak menyesal di kemudian hari.
Ada 2 point yang dapat digarisbawahi dari film 17 Again ini, yakni tentang pentingnya memikirkan dengan matang keputusan yang akan dilakukan agar tidak ada penyesalan kemudian serta meninggalkan sebuah pertanyaan untuk kita renungkan, betulkah keputusan yang kita ambil itu salah? Ataukah itu kita yang tidak dapat konsisten atau justeru melupakan alasan mengapa pilihan tersebut dipilih di masa lalu?
Well Kompasianer, kira-kira weekend ini kegiatan apa yang bakal dilakukan bersama keluarga?
Berhubung lagi musim hujan, boleh lho nikmatin 17 Again bersama keluarga.Â
Tapi jika sudah ada rencana, silahkan saja. Selamat berakhir pekan, Kompasianer!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H