Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Little Italy", Karena Makanan Selalu Mampu Menyatukan

22 September 2018   23:35 Diperbarui: 23 September 2018   19:56 1884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Little Italy | Foto: National Post

 Aku selalu percaya bahwa setiap makanan tak hanya berurusan dengan komposisi dan prosedur pengolahan, lebih jauh lagi, makanan adalah urusan hati. Tak peduli sesempurna apapun sebuah resep, selama memasak dilakukan tanpa memberi hati, hasilnya akan selalu ada yang kurang. 

Ketika sebuah makanan diolah dengan memberi seluruh hati di dalamnya, disertai pula dengan resep yang sempurna, tak jarang konsumen akan luluh. Jatuh cinta pada seseorang karena masakan? Sepertinya itu sering menjadi pembicaraan sehari-hari, kan?

Tentang Little Italy, Perdebatan Panjang Tak Beralasan, serta Cinta yang Tersembunyi

Berbicara tentang Italy, dunia mengenalnya sebagai tempat romantis. Tentang menara Eiffel yang menawan, serta kisah cinta paling romantis pun berasal dari sana.

Kali ini, dalam film Little Italy garapan Donald Petrie, kita tidak akan berbicara perihal romantisme di bawah menara Eiffel, aku saja yang belum pernah ke sana merasa hal tersebut sudah seperti hal yang biasa saja mengingat ada banyak sekali pasangan-pasangan di dunia melakukan hal yang sama di tempat itu.

Kali ini kita berbincang tentang beberapa blok kota di Italy yang meski sebenarnya hanya sebagian kecil dari Italy, namun bagi Nikoletta alias Nikki (Emma Robert) dan Leo Campoli (Hayden Christensen) beberapa blok kota itu adalah dunianya. Tempat di mana mereka memulai banyak kisah dan menjadi saksi atas kisah-kisah yang terjadi di sekitarnya, termasuk orang tua mereka.

Nikki dan Leo bersahabat karib sebagaimana kedua Papa mereka. Karena sesuatu hal, kedua Papa mereka yang adalah chef penghasil Pizza terbaik di wilayah tersebut bertengkar tak kunjung usai. Dendam terus berlanjut hingga Nikki dan Leo dewasa. Anehnya, alasan dari dendam tersebut tidak ada yang mengetahui. Tidak termasuk keluarga mereka masing-masing. Hanya sebuah dendam misterius yang muncul tanpa alasan.

Ketika kedua Papa mereka saling mematut dendam, diam-diam ada perasaan yang berbeda yang hadir dalam hati Leo dan Nikki meski keduanya memilih untuk diam. Perasaan yang sama juga terjadi pada dua orang terdekat dalam keluarga mereka yang terjalin juga secara diam-diam.

Leo dan keluarganya adalah chef penghasil pizza terbaik yang unggul dengan kerak pizzanya, sedangkan Nikki dan keluarganya adalah chef penghasil pizza terbaik yang mengunggulkan saus dari resep yang hadir secara turun-temurun. 

Ya memang sih, saat menonton film ini, pizza tersebut tampak lebih enak. Bukan karena memang pizza adalah makanan enak ya, tapi jika harus dibandingkan dengan pizza-pizza olahan Indonesia, tampilannya saja sudah berbeda. Belum lagi ketika harus melihat makanan tersebut dilengkapi dengan kepulan asap karena baru dikeluarkan dari oven. Siap-siap ngiler kalau nonton film ini!

Kedua resep ini akan sempurna jika disatukan. Sayang, perdebatan tak beralasan dari Papa Nikki dan Papa Leo membuat hal tersebut menjadi sesuatu hal yang mustahil untuk terjadi. Hingga di suatu waktu, masakan itu menyatu...

Masakan dan Cinta, Dua Hal Berbeda yang Tak Pernah Bisa Terlepaskan

Biasanya, jika Mamak melakukan sesuatu kesalahan kepada Bapak, seharian Beliau akan sibuk memilih bumbu, menimbang-nimbang bumbu apa saja yang perlu dimasukkan dan mana yang tidak. Mengingat-ingat bagian mana daging yang menjadi favorite Bapak. Persentase garam yang menjadi kesukaan Bapak pun tak luput dari perhitungannya.

Seluruh hatinya diberikan di dalam masakan tersebut. Sehingga saat makanan tersebut tersaji, tak hanya Bapak, kami anak-anaknya juga dapat menikmati dengan sangat rasa dari makanan yang terhidang. Percaya atau tidak, saat menikmati gigitan pertama, meski tengah marah sekalipun, Bapak tak akan pernah sungkan untuk memuji masakan Mamak. Mengatakan kalau makanan tersebut begitu enak.

Dan jika itu yang telah terjadi, maka kami bisa melihat kembali senyuman di wajah Mamak. Yang artinya, melalui masakan tersebut, dia bisa kembali melunakkan hati Bapak. Meminta maaf melalui masakan. Memberikan hati yang setulus-tulusnya.

Hal yang sama terjadi pula pada Nikki dan Leo. Dalam sebuah persaingan memasak yang membawa nama baik keluarga sebagai taruhannya, Nikki diam-diam mengganti saus keluarga Leo dengan saus produksi keluarganya. Dia menyadari, bahwa pizza dengan kerak terbaik itu akan jauh lebih sempurna jika dipadankan dengan saus milik keluarganya. Melalui masakan, Nikki menunjukkan cintanya.

Terbilang nekad, tindakan tersebut rupanya berujung baik. Perselisihan selama bertahun-tahun yang terjadi di antara Papanya dan Papa Leo memudar. Menghilang dan keduanya kembali menyatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun