Masakan dan Cinta, Dua Hal Berbeda yang Tak Pernah Bisa Terlepaskan
Biasanya, jika Mamak melakukan sesuatu kesalahan kepada Bapak, seharian Beliau akan sibuk memilih bumbu, menimbang-nimbang bumbu apa saja yang perlu dimasukkan dan mana yang tidak. Mengingat-ingat bagian mana daging yang menjadi favorite Bapak. Persentase garam yang menjadi kesukaan Bapak pun tak luput dari perhitungannya.
Seluruh hatinya diberikan di dalam masakan tersebut. Sehingga saat makanan tersebut tersaji, tak hanya Bapak, kami anak-anaknya juga dapat menikmati dengan sangat rasa dari makanan yang terhidang. Percaya atau tidak, saat menikmati gigitan pertama, meski tengah marah sekalipun, Bapak tak akan pernah sungkan untuk memuji masakan Mamak. Mengatakan kalau makanan tersebut begitu enak.
Dan jika itu yang telah terjadi, maka kami bisa melihat kembali senyuman di wajah Mamak. Yang artinya, melalui masakan tersebut, dia bisa kembali melunakkan hati Bapak. Meminta maaf melalui masakan. Memberikan hati yang setulus-tulusnya.
Hal yang sama terjadi pula pada Nikki dan Leo. Dalam sebuah persaingan memasak yang membawa nama baik keluarga sebagai taruhannya, Nikki diam-diam mengganti saus keluarga Leo dengan saus produksi keluarganya. Dia menyadari, bahwa pizza dengan kerak terbaik itu akan jauh lebih sempurna jika dipadankan dengan saus milik keluarganya. Melalui masakan, Nikki menunjukkan cintanya.
Terbilang nekad, tindakan tersebut rupanya berujung baik. Perselisihan selama bertahun-tahun yang terjadi di antara Papanya dan Papa Leo memudar. Menghilang dan keduanya kembali menyatu.