Seperti kebiasaan sebelum-sebelumnya, saat memiliki waktu luang, saya kerap menjadi polisi timeline Instagram. Tujuannya ya macam-macam, membuang waktu, mencari inspirasi, update gosip terbaru dari akun gosip, stalking akun pacar, sebagian lagi memuaskan rindu pada aktor Lee Min Ho yang untuk membayangkan bertemu dengannya saja saya tak berani. Hehehe.
Dan dari kebiasaan jadi polisi timeline inilah ketidaksengajaan terjadi. Ada beberapa foto dari akun salah satu artis Indonesia yang cukup menarik perhatian. Memang sih, selama ini ada banyak foto lokasi wisata alam yang beredar luas, namun kali ini berbeda. Beda dalam arti kata yang menarik. Unik. Dan saya yakin, artis tersebutpun setuju.
Persetujuan tersebut hanya dideskripsikan dengan sebuah kalimat sederhana di keterangan gambar yang ditampilkan ke publik tersebut. "Dots everywhere"
Foto itu menunjukkan dirinya tengah berpose berlatar belakang warna hitam berhiasakan ragam warna lain yang membuatnya tampak unik. Permainan cahaya dalam balutan benda bulat yang menawan. Memantul kiri, kanan, atas dan bawah. Sedang foto lainnya berada dalam sebuah ruangan berwarna kuning dengan hiasan titik hitam yang tak terbatas. Duh, bukankah ini terlalu menggemaskan?
Kata orang-orang, ketika kita sangat menginginkan sesuatu hal terjadi, maka semesta turut bekerja untuk mewujudkannya. Berkali-kali saya ingin berangkat ke lokasi tersebut, maka berkali-kali pula ada saja halangan yang membuat perjalanan tak jadi dilakukan. Beruntung, menjelang hari-hari terakhir, CLICK Kompasiana memberikan kesempatan untuk mewujudkan harapan tersebut. Maka inilah dia, pengalaman berada di dalam Museum MACAN dan kisah-kisah di dalamnya.Â
Museum MACAM, Museum Instagramable di Jakarta. Bukan Tentang Yayoi Kusama.
Tak perlu menunggu lama, jawaban segera ditemukan. Untuk bisa mewujudkan keinginan memiliki foto yang sama dengan artis di atas, saya harus terlebih dahulu ke Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara atau yang belakangan ramai disebut dengan museum MACAN.
Ah ya, sebelum melihat foto tersebut, sebelumnya sepintas saya pernah dengar nama Museum MACAN ini. Namun kala itu tak begitu saya pedulikan karena berpikir mungkin hanya sekedar sebuah tempat berisi patung, hiasan, atau mungkin benda yang keseluruhannya berbentuk macan atau terbuat dari kulit macan. Heheheh.
Dan ketika berada di dalam museum tersebut, semua terjawab. Semua tempat penuh karya berikut dengan cerita di dalamnya.
Begitu memasuki museum, saya dipertemukan dengan orang-orang yang memiliki niatan yang sama. Mengantri untuk menilik langsung karya-karya dalam Museum MACAN. Sedang mengantri untuk masuk ke dalam galeri, sebagian besar mereka yang terlebih dahulu tiba di sana sudah mengular untuk kembali mengantri memasuki ruangan demi ruangan karya yang telah tersedia.