Tidak akan ada seorang pun mahasiswa berani bermimpi memiliki sebuah karya yang akhirnya dipatenkan. Namun itu menjadi nyata saat kami berada di LIPI. Karya yang berawal dari tanya "mengapa" itu dihargai dengan harga yang tak ternilai. Nama kami tercatut di sebuah karya yang telah dipatenkan, pun nama Perguruan Tinggi tempat kami berasal.Â
Karya tersebut tak berhasil kami tuntaskan. Namun, sudah kepalang basah, pembimbing kami menyelesaikannya hingga akhirnya dipatenkan 2015 silam dan mencantumkan nama kami sebagai penemu ide di sana.Â
Hal yang paling mengharukan adalah, kami mendapati pembimbing kami yang tak ramah di awal pertemuan memberikan sebuah perpisahan layaknya seorang Bapak yang akan melepaskan anak-anaknya ke dunia luar usai dididik dengan jerih payahnya bersama dengan sebagian besar peneliti-peneliti di sana.Â
Peranan penelitian yang diperoleh sejak duduk di bangku kuliah begitu memiliki dampak yang tinggi kepada kehidupan mahasiswa yang memiliki jiwa pengusaha.Â
Tak ingin menghabiskan waktu di perusahaan yang mungkin saja dengan mudah memecatnya, mereka memilih untuk bereksperimen, mewujudnyatakan ide-ide dalam bentuk produk baru. Merintis dari awal hingga akhirnya berhasil berdiri di bawah kaki sendiri dan memberi kehidupan pada orang lain yang belum berkesempatan mendapatkan pekerjaan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H